Rabu, 02 Maret 2011

TIPOLOGI KEPRIBADIAN BERDASAR KEBUDAYAAN

TIPOLOGI KEPRIBADIAN BERDASAR KEBUDAYAAN

          Teori Kebudayaaan : bahwa yang mempengaruhi kepribadain adalah kebudayaan atau tempat dia tinggal, ada bermacam-macam tipe misalnya, tipe ekonomi, tipe politik dan lain-lain. (Spanger). Kebudayaan, menurut K.H. Dewantara, adalah hasil budi daya manusia yang dapat dipergunakan untuk memudahkan hidup manusia.   Ada beberapa tokoh yang didalam teorinya, menggunakan dasar kebudayaan, yaitu ; Riesman, E. Spranger,  W. dan E Yeansch.
         Menurut Spranger dalam hidup ini terdapat enam macam nilai kebudayaan, yaitu pengetahuan, kemasyarakatan, ekonomi, agama, keindahan dan kesusilaan. Atas dasar itu dikemukakan enam macam tipe manusia, yaitu:
a. Tipe teoritis, orang dengan tipe ini memandang bahwa yang paling bernilai dalam hidup ini adalah pengetahuan.
b.  Tipe sosial, nilai kemasyarakatan adalah yang dominan dalam hidup ini, orang lain adalah yang pertama dan terutama.
c.  Tipe ekonomis, tipe orang ini adalah melihat dan mempertimbangkan segala sesuatu dari sudut pandang untung dan rugi.
d.  Tipe religius, orang yang religius hidup di bawah nilai-nilai keagamaan, kecendrungan menjadi orang yang shaleh mewanai sepak terjangnya.
e.   Tipe estetis, yang paling bernilai bagi orang tipe estetis ini adalah keindahan.
f.    Tipe etis, kesusilaan harus bertengger di atas segala-galanya.
Tipologi Spranger yakni ;
1.   Dua macam rohk (Geist)
Pertama-tama spranger membedakan adanya dua macam rokh (Geist), yaitu:
       a). Rokh subjektif atau rokh individual, yaitu rokh yang terdapat pada manusia masing-masing (individu)
       b). Rokh objektif atau rokh supra individual, yaitu rokh seluruh umat manusia, yang dalam keadaan konkritnya merupakan kebudayaan yang telah terjelma selama berabad-abad.
2.   Hubungan antara rokh subjektif dan rokh abjektif
Rokh subjektif dan objektif itu berhubungan secara timbal balik. Rokh subjektif atau roh individual, yang mengandung nilai-nilai yang terdapat pada masing-masing individu, dibentuk dan dipupuk dengan rokh objektif, artinya rokh subjektif tersebut berbentuk dan berkembang dengan memakai rokh objektif sebagai norma.
3.    Lapangan-lapangan hidup
Kebudayaan oleh Spranger dipandang sebagai sistem nilai-nilai, karena kebudayaan itu tidak lain adalah kumpulan nilai-nilai kebudayaan yang tersusun menurut sistem atau struktur tertentu.
a) Lapangan pengetahuan (ilmu, teori)
b) Lapangan ekonomi
c) Lapangan kesenian
d) Lapangan keagamaan
e) Lapangan kemasyarakatan
f) Lapangan politik


                                                                                         

1 komentar:

Unknown mengatakan...

terima kasih materinya cukup membantu saya mbak, dan dapat menambah pengetahuan saya tentang psikologi kepribadian...
follow me ya mbak.http://www.ukhtysofia.co.cc/ hhehehe.....

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best CD Rates