Senin, 21 Maret 2011

Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar

                                             Upaya untuk Meningkatkan Prestasi Belajar
Pendapat para ahli menyatakan “Belajar merupakan suatu proses yang ditindai dengan adanya perubahan pada diri sesorang”. Perubahan sebagai hasil proses belajar dapat ditunjukkan dalam berbagaia bentuk seperti berubaha pengetahuan, pemahaman, sikap dan tingkah laku, keterampilan, kecakapan dan kemampuan, daya reaksi, daya penerimaan dan aspek-aspek lain yang ada pada individual. Prestasi seorang siswa dapat dilihat dalam usaha kegiatan belajarnya, dapat diketahui dari hasil pengajaran atau hasil pembelajaran. Hasil tersebut meliputi pengetahuan, keterampilan dan sikap. Beberapa upaya yang dilakukan untuk meningkatkan prestasi belajar antara lain:
a.  Guru harus memiliki pengetahuan dan kemampuan dalam menguasai meteri pelajaran, sehingga siswa dengan mudah menerima materi yang diberikan atau yang diajarkan.
b.  Dalam kegiatan KBM, guru tidak saja memakai metode ceramah melaikan juga harus memakai multi metode dengan penekanan proses belajar siswa aktif.
c.   Penggunaan media pembelajaran dalam kegiatan proses belajar mengjar harus disesuaikan dengan materi pelajaran. Untuk itu alat peraga sebelumnya disipkan sebaik mungkin supaya siswa memiliki keterampilan dalam menggunakan alat peraga tersebut sehingga manpu meningkatkan prestasi belajarnya.
d.   Setiap siswa memiliki perbedaan baik biologis, kemampuan dan tingkat kematangan. Oleh sebab itu guru harus dapat memberikan layanan secara individu disamping pelayanan klasikal.
Dari semua usaha yang dilaksanakan diatas menunjukkan bahwa peranan guru sangat penting dalam meningkatkan persstasi belajar siswa melalui penguasaan materi pelajaran, penggunaan metode yang tepat dan sesui serta mampu memberikan layanan kepada siswa baik dalam belajar scara berkelompok maupun individual.

Faktor Mempengaruhi Prestasi Belajar

              Faktor mempengaruhi Prestasi belajar
Yang dimaksud faktor ekternal/ eksogen adalah “Suatu faktor yang datang dari luar diri individu siswa yang dapat mempengaruhi perstasi belajar”. Adapun faktor-faktor ekternt dimaksud diantaranya adalah:
1)      Cara Orang Tua Mendidik Anak
Slameto berpendapat bahwa “Cara orang tua mendidik anak besar pengaruhnya terhadap anaknya” (Slameto, 1988: 62). Sedangkan ahli lain berpendapat bahwa “Cara orng tua mendidik anaknya dapat merupakan sebab dari kegagalan anaknya dalam belajar” (Sunartana, dkk. 1985: 32). Dari kedua pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa cara orang tua dalam mendidik anaknya sangat mempengaruhi belajar anaknya, dan dengan sendirinya akan mempengaruhi prestasi belajarnya.
2)      Relasi Antara Anggota Keluarga
Dalam buku belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya dinyatakan bahwa “Relasi antara anggota keluarga yang terpenting adalah relasi antara orang tua dengan anaknya, selain itu relasi anak dengan saudaranya atau dengan anggota keluarga yang lainpun turut mempengaruhi belajar anak” (Slameto, 1988: 64). Ahli lain berpendapat bahwa “Kurangnya perhatian orng tua terhadap anak banyak berpengaruh terhadap kesulitan belajar, karena akan kehilangan tempat mengadukan persoalan dan kasih sayang dari orang tua dimana hal ini akan membawa anak tidak kerasan, malas belajar, dan kurang daya dalam belajar”.
Dari kedua pendapat diatas, maka dapat disimpulkan bahwa “Relasi antar anggota keluarga besar pengaruhnaya terhadap peningkatan prestasi belajar siswa, untuk itu demi kelancaran belajarnya serta keberhasilan anak perlu diusahakan relasi yang baik di dalam keluarga anak tersebut.
3)      Suasana Rumah
Menurut pendapat ahli menyatakan bahwa “Situasi rumah tangga kacau sering bertengkar antara anggota keluarga, tidak saling menghormati akan membuat siswa tidak bisa berkonsultasi, mudah terganggu dalam belajar”. Sedangkan ahli lain menyatakan bahwa” Suasana rumah dimaksud sebagai situasi yang aman dari kejadian-kejadian yang sering terjadi di dalam keluarga dimana anak berada dan belajar”.
Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa suasana keamanan dan kenyaman dirumah merupakan faktor penting agar anak dapat belajar dengan baik, harus diciptakan suasana yang tenang agar anak betah tinggal dirumah.
4)      Keadaan Ekonomi Keluarga
Anak-anak yang senang belajar harus terpenuhi kebutuhan-kebutuhan pokok misalnya: makanan, pakaian, perlindung, kesehatan dan lain-lain, disamping juga membutuhkan fasilitas belajar seperti: ruang belajar, meja, kursi, penerangan, alat tulis menulis dan lain-lain. Menurut PPN Sunartana menyatakan bahwa “Ekonomi keluarga banyak menentukan berhasil tidaknya anak dalam belajar”. Sedangkan ahli lain menyatakan bahwa “Ekonomi keluarga erat hubungannya dengan prestasi belajar anak”.
Dari pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa keadaan ekonomi keluarga sangat mempengaruhi prestasi belajar siswa, karena dengan terbatasnya ekonomi keluarga akan mempengaruhi fasilitas, sarana dan prasarana belajar tidak terpenuhi.
5)      Metode Mengajar
Metode mengajar merupakan tehnik yang harus dilakukan oleh guru dalam menunjang terjalinnya proses belajar mengajar yang baik. Oleh karena itu seorang ahli berpendapat bahwa “Metode mengajar adalah cara atau jalan yang harus dilalui dalam mengajar”. Sedangkan ahli lain berpendapat “Dengan mengunakan tehnik yang kurang cocok, maka dalam penyajian bahan pelajaran yang teralu sulit dengan gaya belajar yang monoton akan membuat anak cepat bosan”.
Dari pendapat diatas dapat disipulkan bahwa metode mengajar akan sangat menentukan keberhasialan belajar, untuk itu metode mengajar haruslah tepat agar dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.







Indikator Minat Belajar

               Indikator  Minat  dalam Belajar
Indikator untuk menentukan minat belajar seseorang dapat dilihat pada lima aspek yaitu: (1) Rajin dalam belajar, (2) Tekun dalam belajar, (3) Rajin dalam mengerjakan tugas, (4) Memiliki jadwal belajar, dan (5) Disiplin dalam belajar. Berikut ini akan dijelaskan masing-masing indikator minat belajar tersebut secara singkat.
(1)   Rajin dalam belajar
Menurut Kridalaksana bahwa: “Rajin adalah berusaha dengan giat dalam mencapai sesuatu”. Ahli lain menyatakan bahwa: “Rajin adalah seseorang yang suka bekerja keras dan terus-menerus”. Dari pendapat ahli tersebut diatas, maka yang dimaksud dengan rajin adalah seseorang yang selalu berusaha dengan giat secara terus-menerus di dalam belajarnya.
(2)   Tekun dalam belajar
Dalam buku Psikologi Pendidikan dijelaskan bahwa: “Tekun adalah seseorang yang sungguh-sungguh dalam belajar”. Ahli lain menyatakan bahwa: “Ketekunan adalah orang yang betul-betul berkeras hati dalam mengerjakan sesuatu yang menjadi tujuannya”.
Dari pendapat ahli tersebut diatas, maka yang dimaksud dengan ketekunan adalah seseorang yang bersungguh-sungguh didalam belajar, demi tercapainya tujuan belajar yang diharapkan.
(3)   Rapi dalam mengerjakan tugas
Menurut Sunartana menyatakan bahwa:“Rapi adalah bersih ataupun teratur dalam mengerjakannya” .Ahli lain menyatakan bahwa: “Rapi adalah baik, teratur, bersih dalam mengerjakan sesuatu yang menjadi tanggung jawab” .
Dari pendapat para ahli tersebut diatas, maka yang dimaksud dengan rapi dalam mengerjakan tugas adalah siswa yang bersih, teratur dalam mengerjakan tugas pelajaran yang diberikan.
(4)   Memiliki jadwal belajar
Jadwal belajar adalah: “Daftar pembagian jadwal belajar”. Berdasarkan pendapat ahli tersebut diatas maka yang dimaksud dengan memiliki jadwal belajar adalah siswa memiliki pembagian waktu belajar berdasarkan urutan pelajaran di sekolahnya masing-masing.
(5)   Disiplin dalam belajar
Dalam buku Pemahaman individu 1 dijelaskan bahwa: “Disiplin adalah kepatuhan didalam menaati peraturan yang ada”. Ahli lain menyatakan bahwa: “Disiplin adalah kepatuhan didalam mengikuti aturan-aturan didalam belajar”.  Dari pendapat ahli tersebut, maka yang dimaksud dengan disiplin dalam belajar adalah ketaatan dan kepatuhan siswa didalam mengikuti aturan belajar khususnya dalam bidang mekanikal di sekolah atau di luar sekolah.



Strategi Meningkatkan Disiplin

                                                             Strategi Meningkat Disiplin
Sehubungan dengan pelaksanaan tugas-tugas dalam suatu organisasi, khususnya dalam struktur organisasi sekolah, masalah disiplin merupakan barometer untuk menentukan berhasil tidaknya tujuan-tujuan yang telah dirumuskan. Dalam dunia pendidikan disiplin merupakan salah satu kunci bagi keberhasilan tujuan-tujuan yang hendak diwujudkan.
Sebagian dijelaskan oleh para ahli bahwa salah satu strategi dalam meningkatkan disiplin adalah disiplin positif yang bertujuan untuk menanamkan kesadaran para personiel tentang tugas dan tanggung jawabnya agar menjadi orang yang bersedia dan mampu memikul tanggung jawab atas semua pekerjaan.
Dari penegasan tersebut, maka strategi meningkatkan disiplin adalah dapat memberikan keleluasan kepada berbagai elemen yang ada dalam organisasi untuk dengan bebas menyampaikan ide-ide baru sehubungan dengan kemajuan organisasi, sehinggan anggota-angota akan merasa ikut memiliki dan bertanggung jawab atas kemajuan-kemajuan organisasi.

Faktor mempengaruhi Disiplin

                                         Faktor-faktor yang Mempengaruhi Disiplin
Disiplin kerja guru yang dilakukan dengan efektif akan mempercepat terjadinya tujuan-tujuan yang diharapkan, sehingga dalam setiap peraturan-peraturan yang telah ditetapkan akan berjalan dengan baik.
Ngalim Purwanto menyatakan bahwa faktor-faktor yang akan dapat mempengaruhi disiplin kerja guru adalah sebagai berikut: a) Adanya tingkat kehidupan yang layak, b) Adanya perasaan terlindungi ketenteraman bekerja, c) Adanya kondisi-kondisi kerja yang menyenangkan, d) Perlakuan adil dari atasan, e) Pengakuan dan penghargaan terhadap sumbangan-sumbangan dari jasa-jasa yang diperbuat, f) Kesempatan berpartisipasi dan keikutsertaan dalam menentukan kebijaksanaan.
 Sedangkan menurut pendapat Piet A. Sahertian dkk, mengemukakan pendapat “Willies” tentang enam hal yang diperlukan untuk pembinaan disiplin kerja bawahan, yaitu guru-guru adalah sebagai berikut: a) Rasa aman dan hidup layak, b) Rasa keikutsertaan, c) Perlakuan wajar yang jujur, d) Rasa mampu e) Pengakuan dan penghargaan atas sumbangan, f) Kondisi kerja yang menyenangkan.
Adapun keenam aspek tersebut di atas dapat diuraikan sebagai berikut:
a.       Rasa aman dan hidup layak
1)    Rasa aman: Jangan menekan guru-guru dengan pengusulan kenaikan kelas, adanya jaminan bila sakit, bahan-bahan terpenuhi.
2)    Hidup layak: Disini bukan berarti mewah pakaian dan perumahan bagi keluarga, bebas dari rasa takut kurang keuangan, dapat mengenyam apa yang dinamakan cukup berlaku bagi umum.
b.      Rasa keikutsertaan
Sebagai manusia biasa guru juga ingin dihargai dan diperhatikan oleh orang lain. Oleh karena itu, kepala sekolah sebagai pemegang kebijakan di sekolah sebaiknya membuat program-program yang lebih banyak melibatkan guru. Dengan demikian harmonisasi antar rekan-rekan guru terjalin dengan baik dan sebagai wahana untuk saling memahami satu dengan yang lain.
c.       Rasa mampu
1)      Pimpinan mengakui bahwa guru-guru mampu menunaikan tugas,
2)      Pemimpin mengakui bahwa guru mampu memberikan sumbangan dalam kelompok kerja,
3)      Pemimpin mengakui bahwa guru-guru mampu untuk bertumbuh dalam jabatannya.
d.      Pengakuan dan penghargaan atas sumbangan
1)      Diakui dari pimpinan,
2)      Diakui dari teman-teman,
3)      Diakui dari orang tua,
4)      Diakui dari masyarakat.
e.       Kondisi kerja yang menyenangkan
1)      Tempat kerja yang menarik,
2)      Kebersihan dan kerapian,
3)      Cukup bimbingan dari atasan,
4)      Perlengkapan yang terbaru 
Dengan demikian apabila setiap personil yaitu guru-guru tidak dapat memiliki kesadaran dalam menjalankan tugas sebagaimana mestinya, maka untuk meningkatkan disiplin kerja guru tersebut tidak akan berjalan dengan baik. Oleh karena itu, untuk meningkatkan kedisiplinan guru, guru harus dapat mencerminkan kode etik yang telah ditetapkan. Adapun kode etik guru adalah sebagai berikut:
1)      Berbakti dalam membimbing peserta didik
2)  Memiliki kejujuran profesional dalam melaksanakan kurikulum sesuai dengan kebutuhan masing-masing
3)      Mengadakan komunikasi untuk mendapatkan informasi tentang peserta didik
4)   Menciptakan suasana belajar yang kondusif dan mengadakan hubungan dengan orang tua siswa
5)      Memelihara hubungan dengan masyarakat untuk kepentingan pendidikan
6)      Secara individual atau berkelompok mengembangkan profesi
7)      Menciptakan dan memelihara hubungan baik antara pendidik
8)      Secara bersama-sama memelihara dan meningkatkan mutu organisasi profesi
9)      Melaksanakan segala kebijakan pemerintah dalam bidang pendidikan.



Jenis-jenis Disiplin Kerja

                                                              Jenis-jenis Disiplin Kerja
Menurut “Spriegel” membedakan “Disiplin terdiri dari tiga jenis yakni disiplin positif,  disiplin negatif, dan disiplin murid”. Sedangkan pendapat lain menyatakan bahwa ”Jenis-jenis disiplin terdiri dari disiplin kelas dan disiplin pribadi”.
Berdasarkan pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa jenis-jenis disiplin dapat dibedakan menjadi disiplin positif, disiplin kelas, disiplin disiplin murid, dan disiplin pribadi. Untuk lebih jelasnya mengenai jenis-jenis disiplin tersebut, maka akan diuraikan masing-masing sebagai berikut:
a.      Disiplin Positif
Menurut Oteng Sutisna mengemukakan bahwa disiplin positif adalah sebagai proses atau hasil pengembangan karakter, pengendalian diri, keadaan teratur dan efesien. Sedangkan  pendapat lain mengemukakan bahwa disiplin positif bertujuan untuk menanamkan kesadaran personil tentang tugas dan tanggung jawabnya agar menjadi orang yang bersedia dan mampu memikul tanggung jawab atas semua pekerjaaannya.
Berdasarkan pendapat diatas, maka yang dimaksud dengan disiplin positif adalah hasil pengembangan karakter dan pengendalian diri yang bertujuan untuk menanamkan kesadaran personil tentang tugas dan tanggung jawabnya agar menjadi orang yang bersedia dan mampu memikul tanggung jawab atas semua pekerjaaannya. disiplin positif adalah hasil pengembangan karakter dan pengendalian diri yang bertujuan untuk menanamkan kesadaran personil tentang tugas dan tanggung jawabnya agar menjadi orang yang bersedia dan mampu memikul tanggung jawab atas semua pekerjaaannya.
Dengan demikian disiplin kerja yang bersifat positif terdiri dari beberapa aspek pokok, yaitu: 1) Mentaati jam kerja, 2) Bekerja dengan jujur, 3) Menciptakan dan memelihara suasana belajar yang baik, 4) Mentaati segala peraturan perundang-undangan yang berlaku.
b.   Disiplin Kelas
Menurut Soekarto Indrafachrudi menyatakan bahwa disiplin kelas atau sekolah adalah keadaan tertib dimana para guru, staf sekolah dan tergabung dalam kelas atau sekolah tunduk pada peratauran peraturan yang telah ditetapkan dengan senang hati. Sedangkan  pendapat lain mengemukakan bahwa disiplin kelas adalah usaha untuk membina secara terus menerus kesadaran dalam bekerja, baik dalam arti setiap orang menjalankan fungsinya secara efektif. Hukuman hanya patut dipergunakan sebagai cara terakhir, yaitu apabila sudah tidak ditemukan cara lain untuk menumbuhkan kesadaran terhadap tata tertib kelas yang disusun bersama.
Berdasarkan pendapat di atas, maka yang dimaksud dengan disiplin kelas adalah usaha mencegah terjadinya pelanggaran terhadap ketentuan-ketentuan yang telah disetujui bersama dalam melaksanakan kegiatan kelas agar pemberian hukuman kepada seseorang atau sekelompok orang, guru dan murid dapat dihindari. Disiplin kelas yang merupakan suatu keadaan tata tertib dimana guru, staf sekolah dan siswa tergabung dalam kelas seinggga tunduk pada peraturan-peraturan yang telah ditetapkan. Adanya peraturan-peraturan tersebut, maka akan dapat mendidik kepribadian anak khususnya pada disiplin anak.
Berdasarkan beberapa uraian pendapat ahli, maka dapat dijabarkan aspek-aspek disiplin kelas adalah sebagai berikut:
1.        Peserta didik wajib ikut serta memelihara kebersihan dan ketertiban kelas.
2.     Peserta didik yang datang terlambat harus melaporkan diri terlebih dahulu kepada pimpinan sekolah sebelum mengikuti pelajaran.
3.     Guru hendaknya mengadakan pencatatan terhadap peserta didik yang terlambat pada papan presensi kelas dan daftar presensi kelas.
4.      Peserta didik hendaknya masuk kelas sebelum guru datang
 c. Disiplin Murid
Pendekatan positif terhadap masalah disiplin murid adalah jiwa dan akhlak, jiwa dan akhlak murid yang baik akan membentuk disiplin murid yang baik. Seperti pendidikan kewarganegaraan dalam mata meminta kepada murid untuk diberikan kesempatan melatih penguasaan diri, melatih untuk dapat memecahkan masalah-masalah sekolah, dan untuk memajukan kesejahteraan sekolah. Kepala sekolah dan guru-guru hendaknya memberikan contoh tentang penguasaan diri dan disiplin kelas seluruh sekolah. Pendekatan disiplin positif tidak berarti murid diberi izin atau kebebasan tidak terbatas untuk berbuat sesuka hatinya. Pembatasan kebebasan merupakan bagian yang tak dapat dipisahkan dari pendekatan positif terhadap disiplin yang efektif. Sedangkan  pendapat lain mengemukakan bahwa disiplin murid merupakan keikutsertaan siswa dalam penyusunan peraturan tata tertib di sekolah.
Berdasarkan pendapat di atas, maka yang dimaksud dengan disiplin murid merupakan keikutsertaan siswa dalam penyusunan peraturan dan tata tertib sekolah, sangat ditekankan keterlaksanaannya dalam diri siswa.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat dijabarkan aspek-aspek disiplin murid adalah sebagai berikut:
1)      Siswa hendaknya mengikuti upacara dengan tata tertib dan khidmat.
2)      Siswa harus dapat menjaga kebersihan lingkungan sekolah.
3)      Siswa hendaknya berlaku sopan santun terhadap guru-gurunya.
4)   Siswa hendaknya mengenakan pakaina seragam sekolah sesuai dengan peraturan.
d.   Disiplin Pribadi
Disiplin diri dari sudut pandang Sosiologi dan Psikologis diartikan sebagai suatu proses belajar dalam individu secara progresif belajar mengembangkan kebiasaan diri serta mengakui tanggung jawab pribadinya terhadap masyarakat.
Dengan demikian disiplin pribadi adalah sifat dan kebiasaan yang langsung melekat pada diri seseorang. Dari sifat dan kebiasaan itulah akan timbul sifat dan kemauan di dalam tingkah laku untuk mematuhi dan taat pada suatu aturan secara sadar, bebas dari perdebatan-perdebatan dan perselisihan dalam bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Disiplin ini akan memberikan kerangka dalam keteraturan hidup selanjutnya.



Tujuan Disiplin Kerja Guru

                                    
                                             Tujuan Disiplin Kerja Guru
Disiplin kerja yang berlaku bagi guru dan Pegawai Negeri Sipil lainya sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah nomor 30 tahun 1980 dinyatakan bahwa “Tujuan hukuman disiplin adalah untuk memperbaiki dan mendidik Pegawai Negeri Sipil yang melakukan pelanggaran disiplin”. Sedangkan  pendapat lain mengemukakan bahwa “Tujuan disiplin adalah agar kegiatan sekolah dapat berlangsung secara efektif dalam suasana tenang, tenteram dan setiap karyawan dalam organisasi sekolah merasa puas karena terpenuhi kebutuhannya”.
Berdasarkan pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa tujuan disiplin yang dimaksud untuk mendidik para guru dalam melaksanakan tugas-tugasnya agar tercapai situasi yang tentram dalam proses belajar mengajar.
                         

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best CD Rates