Rabu, 02 Maret 2011

TEORI BELAJAR KOGNITIF

Pendekatan  Kognitif (Cognitive Approach)
              Pada awal 1960-an, banyak psikolog kognitif mulai memberontak terhadap pandangan behavioral yang kuno. Psikologi kognitif adalah pendekatan yang sangat berhasil terhadap psikologi dan telah mendominasi psikologi dalam beberapa waktu. Psikologi kognitif menekankan proses-proses mental dan pengaruhnya pada perilaku kita. Psikologi kognitif merupakan suatu bidang studi yang berdiri sendiri, sekaligus sebuah pendekatan untuk semua bidang psikologi. Ingatan (memory) merupakan bidang studi yang penting dalam psikologi kognitif itu sendiri.
               Pendekatan kognitif berbeda dengan pendekatan behavioristik. Pendekatan kognitif lebih mementingkan proses belajar dari pada hasil belajarnya. Secara umum kognisi berarti kesadaran, tetapi yang dipelajari dalam psikologi kognitif adalah berbagai hal seperti sikap, ide, harapan dan sebagainya. Dengan perkataan lain, psikologi kognitif mempelajari bagaimana arus informasi yang ditangkap oleh indera diproses dalam jiwa seseorang sebelum diendapkan dalam kesadaran atau diwujudkan dalam bentuk tingkah laku.
             Reaksi terhadap rangsang, demikian menurut teori ini tidak selalu  keluar berupa tingkah laku yang nyata, akan tetapi juga bisa mengendap berupa ingatan atau diproses menjadi gejolak perasaan (gelisah, kepuasan, kekecewaan dan sebagainya), atau sikap (suka, tidak suka).  Para penganut aliran kognitif mengatakan bahwa belajar tidak sekedar melibatkan antara stimulus dan respon. Model belajar kognitif mengatakan bahwa tingkah laku seseorang ditentukan oleh persepsi serta pemahamannya tentang situasi yang berhubungan dengan tujuan. Menurut teori kognitivisme belajar  merupakan sebuah proses berpikir Belajar yakni melatih, semakin banyak dilatih dan diulang, penguasaan materi semakin tinggi. Proses belajar merupakan stimulus dan respon kemudian diproses dalam pikiran.  
              Materi pembelajaran harus berkaitan dengan konteks dan pengalaman yang telah dimiliki oleh peserta didik (prinsip asosiasi). Materi pembelajaran harus memiliki makna bagi peserta didik (meaningful learning). Pembelajaran pada individu disesuaikan sesuai dengan tahap perkembangan anak, mulai dari yang konkrit berkembang ke arah semakin abstrak. Pendekatan kognitif, lebih unggul dalam upaya pemahaman konsep dasar dan kemampuan menemukan interelasi antar konsep dan variabel sehingga membentuk prinsip baru, kaidah baru, serta pengembangan kreativitas yang bertumpu pada daya cipta, rasa, dan karsa pembelajar selaku individu.

Proses Informasi

          Yang penting dalam pendidikan adalah memasukkan informasi yang berguna, ketrampilan, dan sikap ke dalam pikiran siswa dengan cara apa pun, sehingga siswa dapat mengingat kembali pengetahuan yang telah mereka simpan jika mereka butuhkan. Ada dua implikasi pendidikan yang penting dari adanya kesan pancaindra atau sensory register.
1.       Orang harus menaruh perhatian pada informasi jika mereka ingin tetap mempertahankannya.
2.     Ini akan memerlukan waktu untuk membawa semua informasi yang dilihat untuk dimasukkan ke dalam kesadaran. Contoh, jika siswa-siswa suatu saat dijejali dengan begitu informasi dan tidak diberitahu aspek-aspek yang mana yang harus mereka perhatikan, mereka mungkin akan mempunyai kesulitan belajar dalam menyerap informasi itu.

Sumber  :
Asri  Budiningsih, 2005, Belajar  dan  Pembelajaran, Jakarta  ;  PT. Renika  Cipta


0 komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best CD Rates