Sebab-sebab Terjadinya Frutrasi
Ada beberapa penyebab terjadinya frustrasi antara lain: a) perceraian orang tua, b) kematian seorang ayah atau ibu, dan c) kurangnya perhatian/kasih sayang dari orang tua.
a. Perceraian Orang Tua/Broken Home
Perceraian orang tua atau keretakan dalam rumah tangga merupakan masalah yang sangat sulit diterima oleh setiap anak. Hal ini sesuai dengan pendapat Kartono dan Andari, bahwa "Bila dalam keluarga terjadi keretakan,dan satu perceraian tak bisa dihindari lagi (kasus broken home). Maka mulailah timbul rentetan-rentetan kesulitan, terutama bagi si anak. Anak harus memilih satu pihak, yaitu ikut ibu atau ayahnya. Waktunya bagi si anak harus terbagi, untuk memperhatikan ayah dan meninjau ibunya yang kini hidup terpisah. Dan tidak jarang pertikaian antara ayah dan ibu masih terus dilanjutkan melalui konflik, konflik batin dan pertikaian pada diri anak-anaknya".
b. Kematian Seorang Ayah atau Ibu
Kehilangan seorang ayah atau ibu merupakan hal yang sangat menyedihkan karena setiap orang membutuhkan kasih sayang orang tua, lebih-lebih bagi anak-anak yang sifatnya masih labil. Karena kematian seorang ayah bagi siswa, membuatnya sangat terpukul, karena bagaimana pun sosok ayah sebagai kepala rumah tangga menjadi tumpuan kehidupan dalam suatu keluarga. Sementara kematian seorang ibu bagi siswa membuatnya harus menanggung pahitnya mengasuh dan merawat adiknya, meskipun ada ayah yang bekerja mencari nafkah. Dan hal ini akan menimbulkan kurang baik bagi perkembangan mental anak karena kehilangan suatu yang dicintai, sehingga timbul konflik yang mengakibatkan anak-anak mengalami frustrasi yang berkepanjangan.
c. Kurang Mendapat Perhatian dari Orang Tuanya
Kasih sayang orang tua akan menentukan masa depan anak-anaknya, jika orang tua tidak memberikan perhatian kepada anak-anaknya maka anak merasa hidupnya tidak berarti. Sebagaimana yang di ungkapkan oleh mengatakan bahwa "Anak-anak yang kurang mendapat perhatian dan kasih sayang dari orang tuanya akan selalu merasa tidak aman, dan merasa kehilangan tempat berpijak atau tempat berlindung. Mereka merasa sangat sengsara dihati, sedih dan seribu satu penderitaan batin lainnya. Dikemudian hari mereka akan mengembangkan reaksi kompensatoris berbentuk dendam dan sikap bermusuhan terhadap dunia luar".
0 komentar:
Posting Komentar