Penataan Lingkungan Psiko-sosial Kelas
Meskipun penataan lingkungan fisik kelas merupakan hal yang sangat penting dalam kegiatan pengeloaan kelas, keadaan lingkungan psiko-sosial kelas juga tidak kalah pentingnya dalam menciptakan kelas yang kondusif bagi pembelajaran. Bahkan Winzer (dalam winataputra, 1998; 21) berpendapat bahwa iklim psiko- sosial kelas berpengaruh terhdap hasil belajar, konsep diri, rasa harga diri, dan sikap siswa terhadap sekolah.
Iklim psiko-sosial berkenaan dengan hubungan sosial-pribadi antara guru dan siswa serta antar siswa. Hubungan yang harmonis dapat menciptakan kelas yang sehat dan efektif bagi berlangsungnya proses pembelajaran.
Menurut Bandura, Good dan Brophy (dalam winataputra 1998) menyatakan bahwa kerhasilan guru dalam mengelola iklim psiko-sosial dipengaruhi oleh karakteristik dari guru itu sendiri. Ada beberapa karakteristik yang harus dimiliki guru untuk menciptakan iklim psiko-sosial kalas yang efektif bagi kelangsungan proses pembelajaran sebagai berikut:
a. Disukai/disenangi siswa
Apabila siswa telah menyenangai gurunya, maka siswa tersebut akan selalu berusaha mengikuti atau menuruti apa yang diharapkan gurunya.
b. Sabar,teguh,tegas, dan berwibawa
Sabarnya seorang guru dalam arti bahwa ia tidak begitu saja menilai kesalahan seorang siswa sebagai suatu hal yang harus dihukum. Selain itu guru juga harus bersikap tenang dalam menghadapi berbagai masalah di kelas, jangan sampai terbawa emosi. Tegasnya seorang guru berarti dia harus menindak suatu masalah dengan cara yang benar dan tidak plin-plan. Yang tak boleh dilupakan, seorang guru harus berwibawa. Dengan wibawanya ia akan dihormati oleh siswa-siswanya.
c. Akrab dengan siswa dalam suatu konteks antara guru dengan siswa
Bahwa setiap siswa pasti ada masalahnya yang dapat mengganggu kegiatan belajar. Disitulah pentingnya seseorang guru yang biasa dekat dengan siswanya, sehingga guru dapat memberi solusi untuk meringankan beban siswa tersebut. Dengan ini diharapkan kegiatan belajar akan kembali normal.
d. Adil dan bijaksana
Bahwa setiap siswa itu mempunyai kemampuan yang bebeda- beda, sehingga guru harus bersikap adil dan bijaksana dalam member perhatian antara siswa yang pandai dengan siswa yang kurang pandai.
e. Bersikap positif terhadap respon siswa
Hubungan atau interaksi antara siswa dengan guru terjalin dengan baik dan positif. Sensitivitas guru lebih mengarah pada upaya untuk memberikan pelayanan yang prima bagi siswanya.
f. Mampu memberi motivasi dan nasehat
Guru adalah yang dalam kesehariannya bergaul dan berkreativitas memberi motivasi, mengarahkan serta membimbing kemajuan siswa sebagai peserta didiknya.
Sumber :
Winataputra, 1998. Strategi Belajar Mengajar. Universitas Terbuka. Jakarta.
0 komentar:
Posting Komentar