Selasa, 15 Maret 2011

Mengoptimalkan Peran Guru dalam Proses Pembelajaran

                         Mengoptimalkan Peran Guru dalam Proses Pembelajaran

Ketika ilmu pengetahuan masih terbatas, ketika penemuan hasil-hasil teknologi belum berkembang hebat seperti sekarang ini, maka peran utama guru di sekolah adalah menyampaikan ilmu pengetahuan sebagai warisan kebudayaan masa lalu yang dianggap berguna sehingga harus dilestarikan. Dalam kondisi demikian guru berperan sebagai sumber belajar. Beberapa peran guru dalam proses pembelajaran, yaitu:
1.      Guru sebagai sumber belajar
Peran guru sebagai sumber belajar merupakan peran yang sangat penting. Peran sebagai sumbr belajar berkaitan erat dengan pengausaan materi pelajaran. Kita bisa menilai baik atau tidaknya seorang guru hanya dari penguasaan materi pelajaran. Sebaliknya, dikatakan guru yang kurang baik manakala ia tidak paham tentang materi yang diajarkannya. Ketidakpahaman tentang materi pelajaran biasanya ditunjukkan oleh perilaku-perilaku tertentu, misalnya tekni penyampaian materi pelajaran yang monoton, ia lebih sering duduk di kursi sambil membaca,suaranya lemah, tidak berani melakukan kontak mata dengan siswa,miskin dengan ilustrasi, dan lain-lain. Perilaku guru yang demikian bisa menyebabkan hilangnya kepercayaan pada diri siswa, sehingga guru akan sulit mengendalikan kelas.
Sebagai sumber dalam proses pembelajaran hendaknya guru melakukan hal-hal sebagai berikut :
a.       Sebaiknya guru memiliki bahan referensi yang lebih banyak dibandingkan dengan siswa.
b.      Guru dapat menunjukkan sumber belajar yang dapat dipelajari oleh siswa yang memiliki kecepatan belajar di atas rata-rata siswa yang lain.
c.       Guru perlu melakukan pemetaan tentang materi pelajaran, misalnya dengan menentukan mana materi inti (core), yang wajib dipelajari siswa, mana materi tambahan, mana materi yang harus diingat kembali karena pernah dibahas. Melalui pemetaan semacam ini akan memudahkan bagi guru dalam melaksanakan tugasnya sebagai sumber belajar.
2.      Guru sebagai fasilitator
Sebagai fasilitator, guru berperan dalam memberikan pelayanan untuk memudahkan siswa dalam kegiatan proses pembelajaran. Sebelum proses pembelajaran dimulai sering guru bertanya: bagaimana caranya agar ia mudah menyajikan bahan pelajaran ? Pertanyaan tersebut menunjukkan bahwa proses pembelajaran berorientasi pada guru. Oleh sebab itu, akan lebih bagus manakala pertanyaan tersebut diarahkan pada siswa, misalnya apa yang harus dilakukan agar siswa mudah mempelajari bahan pelajaran sehingga tujuan belajar tercapai secara optimal.
Tujuan mengajar adalah mempermudah siswa belajar. Inilah hakikat peran fasilitator dalam proses pembelajaran. Agar dapat melaksanakan peran sebagai fasilitator dalam proses pembelajaran, ada beberapa hal yang harus dipahami, khususnya hal-hal yang berhubungan dengan pemanfaatan berbagai media dan sumber pembelajaran.
a.   Guru perlu memahami berbagai jenis media dan sumber belajar beserta fungsi masing-masing media tersebut.
b.     Guru perlu mempunyai keterampilan dalam merancang suatu media.
c.   Guru dituntut untuk mampu mengorganisasikan berbagai jenis media serta dapat memanfaatkan berbagai sumber belajar.
d. Sebagai fasilitator, guru dituntut agar mempunyai kemampuan dalam berkomunikasi dan berinteraksi dengan siswa.
e.        
3.      Guru sebagai pengelolah
Sebagai pengelolah pembelajaran, guru berperan dalam menciptakan iklim belajar ang memungkinkan siswa dapat belajar secara nyaman. Melalui pengelolaan kelas yang baik guru dapat menjaga kelas agar tetap kondusif untuk terjadinya proses belajar seluruh siswa.
Alvin C. Eurich  menjelaskan prinip-prinsip belajar yang harus diperhatikan guru, sebagai berikut :
a.       Segala sesuatu yang dipelajari oleh siswa, maka siswa harus mempelajarinya sendiri.
b.      Setiap siswa yang belajar memiliki kecepatan masing-masing.
c.    Seorang siswa akan belajar lebih banyak apabila setiap selesai melaksanakan tahapan kegiatan diberikan reinforcement.
d.   Penguasaan secara penuh dari setiap langkah memungkinkan belajar secara keseluruhan lebih berarti.
e.       Apabila siswa diberi tanggung jawab, maka ia akan lebih termotivasi untuk belajar.
Dalam melaksanakan pengelolaan pembelajaran ada dua macam kegiatan yang harus dilakukan, yaitu mengelola sumber belajar dan melaksanakan peran sebagai sumber belajar itu sendiri. Sebagai manajer, guru memiliki empat fungsi umum, yaitu :
a.       Merencanakan tujuan belajar
b.      Mengorganisasikan berbagai sumber belajar untuk mewujudkan tujuan belajar.
c.       Memimpin, yang meliputi memtivasi, mendorong, dan menstimulasi siswa.
d.   Mengawasi segala sesuatu, apakah sudah berfungsi sebagaimana mestinya atau belum dalam rangka pencapaian tujuan.
Fungsi perencanaan merupakan fungsi yang sangat penting bagi seorang manajer. Kegiatan-kegiatan dalam melaksanakan fungsi perencanaan di antaranya meliputi memperkirakan tuntutan dan kebutuhan, menentukan tujuan, menulis silabus kegiatan pembelajaran, menentukan topik-topik yang akan dipelajari, mengalokasikan waktu serta menentukan sumber-sumber yang diperlukan.

4.      Guru sebagai demonstrator
Yang dimaksud dengan peran guru sebagai demonstrator adalah peran untuk mempertunjukkan kepada siswa segala sesuatu yang dapat membuat siswa lebih mengerti dan memahami setiap pesan yang disampaikan. Ada dua konteks guru sebagai demonstrator. Pertama, sebagai demonstrator berarti guru harus menunjukkan sikap-sikap yang terpuji. Dalam setiap aspek kehidupan, guru merupakan sosok ideal bagi setiap siswa.
Kedua, sebagai demonstrator guru harus dapat menunjukkan bagaimana caranya agar setiap materi pelajaran bisa lebih dipahami dan dihayati oleh setiap siswa.

5.      Guru sebagai pembimbing
Siswa adalah individu yang unik. Keunikan itu bisa dilihat dari adanya setiap perbedaan. Artinya tidak ada dua individu yang sama. Agar guru berperan sebagai pembimbing yang baik, maka ada beberapa hal yang harus dimiliki, diantaranya: pertama, guru harus memiliki pemahaman tentang anak yang sedang dibimbingnya.
Kedua, guru harus memahami dan terampil dalam merencanakan, baik merencanakan tujuan dan kompetensi yang akan dicapai maupun merencanakan proses pembelajaran. Untuk merumuskan tujuan yang sesuai guru harus memahami segala sesuatu yang berhubungan baik dengan sistem nilai masyarakat maupun dengan kondisi psikologis dan fisiologis siswa, yang kesemuanya itu terkandung dalam kurikulum sebagai pedoman dalam merumuskan tujuan dan kompetensi yang harus dimiliki. Di samping itu, guru juga perlu mampu merencanakan dan mengimplementasikan proses pembelajaran yang melibatkan siswa secara penuh. Proses membimbing adalah proses memberikan bantuan kepada siswa, dengan demikian yang terpenting dalam proses pembelajaran adalah siswa itu sendiri.

6.      Guru  sebagai  motivator
Dalam  proses  pembelajaran  motivasi  merupakan  salah  satu  aspek  dinamis yang sangat penting. Sering terjadi siswa  yang kurang berprestasi bukan disebabkan oleh kurangnya kemampuan.  Tetap disebabkan   oleh   kurangnya  motivasi   untuk  belajar.  Oleh   karena  itu  untuk memperoleh  hasil  belajar  yang  optimal,  guru  dituntut  kreatif  untuk  dapat  membangkitkan  motivasi belajar siswa. Beberapa hal yang patut diperhatikan agar dapat membangkitkan motivasi belajar adalah sebagai  berikut  :  
1.      Memperjelas  tujuan  yang  ingin  dicapai
2.      Membangkitkan  minat  siswa
3.      Menciptakan   suasana   belaja yan menyenangkan
4.      Memberi   pujian   yang   wajar   terhadap keberhasilan  siswa,  
5.      Memberikan  penilaian  yang  positif,
6.      Memberi  komentar  tentang  hasil pekerjaan siswa
7.      Menciptakan persaingan dan kerjasama.

7.      Guru sebagai evaluator
Sebagai evaluator, guru berperan untuk mengumpulkan data atau informasi tentang keberhasilan pembelajaran yang telah dilakukan. Evaluasi tidak hanya dilakukan terhadap hasil akhir pembelajaran (berupa nilai atau angka-angka) tetapi juga dilakukan terhadap proses, kinerja, dan skill  siswa  dalam  proses  pembelajaran.  Kegiatan  yang  bertujuan  untuk  menilai  keberhasilan  siswa memegang  peranan  penting.  Sebab  melalui  evaluasi  guru  dapat  menentukan  apakah  siswa  yang diajarkannya  sudah  memilikkompetensi  yang  telah  ditetapkan,  sehingga  mereka  layak  diberikan program  pembelajaran  baru;  atau  malah  sebaliknya  siswa  belum  bisa  mencapai  standar  minimal, sehingga  mereka  perlu  diberikan  remedial.  Sering  guru  beranggapan  bahwa  evaluasi  sama  dengan melakukan tes”, artinya guru telah melakukan evaluasi manakala ia telah melakukan tes. Hal ini tentu kurang  tepat,  sebab  evaluasi  adalah  suatu  proses  untuk  menentukan  nilai  atau  makna  tertentu  pada sesuatu  yang  dievaluasi.  Dengan  demikian  tes  hanya  salah  satu  cara  yang  dapat  dilakukan  untuk menentukan  makna  tersebut. Kelemahan  yang sering terjadi dengan  pelaksanaan  eveluasi selama ini adalah guru dalam menentukan keberhasilan siswa terbatas hanya pada hasil tes yang dilakukan secara tertulis. Akibatnya sasaran pembelajaran hanya  terbatas pada kemampuan siswa untuk mengisi soal- soal yang biasa keluar dalam tes. Oleh karena itu evaluasi semestinya juga dilakukan terhadap proses pembelajaran.  Hal  ini  sangat  penting  sebab  evaluasi  terhadap  proses  pembelajaran  pada  dasarnya evaluasi terhadap keterampilan intelektual secara nyata.
      Untuk menghasilkan guru-guru yang profesional merupakan suatu tugas berat yang harus diemban oleh   Lembag Pendidikan   Tenag Kependidikan   (LPTK)   sebagai   lembag yang   perperan   dalam mempersiapkan tenaga guru, dalam hal ini dilakukan oleh tenaga-tenaga ahli (dosen) yang profesional juga. Dalam mempersiapkan calon guru yang profesional ke depan disarankan bahwa kegiatan perkuliahan yang membekali para calon guru, harus menunjukkan beberapa kriteria pembelajaran yang relevan bagi profesi guru,  yaitu :
1.     Calon  guru  perlu  dipersiapkan  untuk  mengajar  dengan  strateg yang  tepat,  mampu merencanakan   dan   melaksanakan   pembelajaran,   dan   mampu   mengevaluas hasil   pembelajara
2.     Perkuliahan lebih efektif bila ditanamkan pengalaman  belajar seperti menggali dan mengolah informasi, bukan  memberi  informasi
3.       Para  dosen  perlu  mengembangkan  ketrampilan  bertanya  yang  dirancang untuk   membant para   calon   guru   untuk   berpikir   kritis   mengena mater yang   dipelajari
4.         Membangkitkan  kemampuan  calon  guru  untuk  dapat  mengajukan  pertanyaan-pertanyaan
5.      Strategi perkuliahan bagi calon guru perlu diarahkan        untuk kesadaran terhadap kesulitan- kesulitan konsepsi, melatih keterampilan, dan menumbuhkan sikap ingin tahu. Kita harus menyadari bahwa apapaun  yang  diperoleh  dan  dialami  oleh  calon  guru  selama  dipersiapkan  di  Lembaga  pendidikan  guru (pre-service) cenderung akan berbekas dan akan ditiru dalam menjalankan tugasnya sebagai seorang guru kelak.





















1 komentar:

Arif_Aisyah mengatakan...

artikelnya bagus, peran guru memang sangat penting dalam mendidik siswa disekolah agar siswa berprestasi, kami menawarkan aplikasi absensi fingerprint berbasis sms, silahkan kunjungi website kami ABSENSI SISWA

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best CD Rates