Latar Belakang Sejarah Psikologi Kepribadian
Sebenarnya usaha untuk menyusun teori dalam psikologi kepribadian telah sejak lama dilakukan yakni sebelum masehi, orang mencoba-coba memberikan ciri-ciri khusus kepada sesuatu, baik itu berujud benda, pemandangan, musim, lukisan dan sebagainya, dengan cara mencari sesuatu yang menyebabkan segala sesuatu itu mempunyai daya tarik yang kuat. Demikianlah halnya dengan kehidupan manusia, seseorang berusaha mencari ciri-ciri khusus, yang terdapat pada manusia yang lain.
Empedocles seseorang filsuf Yunani Kuno, yang berependapat bahwa segala yang ada didunia ini terdiri atas empat unsur, yaitu ; tanah, air, api, dan udara, mencoba membedakan ciri-ciri khusus bagaimana bila seseorang terlalu banyak salah satu dari keempat unsur tersebut. Bila didalam tubuh seseorang terlalu banyak unsur tanah, misalnya maka orang itu akan memiliki sifat dingin, acuh tak acuh, tidak mudah terpengaruh, dsb. Sedang bila kebanyakan unsur api, maka orang tsb. Akan kelihatan lincah, mudah bergerak, ribut dan seakan-akan tidak punya pendirian.
Ada pula yang mencoba menghubungkan tata bintang dalam hubungannya dengan musim, bernama astronomi, dalam hubungannnya dengan watak orang yang dilahirkan pada musim itu (astrologi).Usaha-usaha yang masih bersifat pra-ilmiah. Diantaranya yang terkenal, yaitu:
1. Usaha-usaha yang masih bersifat pra-ilmiah ;
a. Chirologi atau ilmu guratan tangan (Jawa : Rajah)
Dasar pikiran dari pada pengetahuan ini ialah kenyataan bahwa gurat-gurat tangan orang itu tidak ada yang sama satu sama lain, macannya adalah sebanyak orangnya. Jika sekiranya orang dapat mengenal perbedaan-perbedaan serta sifat-sifat khusus gurat-gurat tangan tersebut, maka dia akan dapat mengenal perebdaan-perbedaan serta sifat-sifat khas orangnya.
b. Astrologi atau ilmu perbintangan
Dasar pikiran daripada pengetahuan ini ialah adanya pengaruh kosmis terhadap manusia. Pada waktu seseorang dilahirkan, dia ada dalam posisi tertentu terhadap benda-benda angkasa; jika sekiranya kita dapat mengenal perbedaan-perbedaan mengenai sifat-sifat khas orang.
c. Grafologi atau ilmu tentang tulisan tangan
Dasar pemikiran grafologi itu adalah segala gerakan yang dilakukan oleh manusia itu merupakan ekspresi daripada kehidupan jiwanya; jadi juga gerakan menulis dan selanjutnya tulisan sebagai hasil gerakan menulis itu, merupakan bentuk ekspresi kehidupan jiwa. Kalau sekiranya orang dapat mengetahui keadaan khusus tulisan seseroang dengan baik, berarti dia juga dapat mengenal keadaan khusus kepribadian si penulisnya.
Dalam menganalisis tulisan tangan itu hal yang diperhatikan antara lain;
- Apakah tulisan tetap lurus ataukah naik / menurun
- Condong atau gerakan tegaknya tulisan
- Jarak tulisan dari garis yang satu ke garis lainnya
- Tumpul runcingnya tulisan
- Tebal – tipisanya tulisan,
- Jarak tulisan dari tepi dan sebagainya
d. Phisiognomi atau ilmu tentang wajah
Pengetahuan ini berusaha memahami kepribadian atas dasar keadaan wajahnya. Dasar pikiran untuk mengusahakan pengetahuan ini ialah keyakinan bahwa ada hubungan antara keadaan wajah dan kepribadian. Hal-hal yang tampak pada wajah dapat dipergunakan untuk membuat interpretasi mengenai apa yang terkandung dalam jiwa.
e. Phrenologi atau ilmu tentang tengkorak
Pengetahuan ini bermaksud memahami kepribadian atas dasar keadaan tengkoraknya. Dasar pikirannya adalah bahwa tiap-tiap fungsi atau kecakapan itu masing-masing mempunyai pusatnya diotak. Jikalau salah satu (atau lebih) dari kecakapan itu keadaannya luar biasa,maka pusatnya di otakpun luar biasa besarnya. Akibat hal ini ialah bentu tengkorak lalu berubah oleh pusat yang membesar tersebut, sehingga ada tonjolan-tonjolannya. Denganmengukur secara teliti tonjolan-tonjolan tersebut, dapat ditarik kesimpulan tentang kecakapan-kecakapan atau sifat-sifat orangnya.
f . Onychologi atau ilmu tentang kuku
Oncychologi berusaha memahami kepribadian seseorang atas dasar keadaan kuku-kukunya. Kuku di ujung jari itu mempunyai hubungan yang erat dengan susunan syaraf, dengan cabang-cabangnya yang terhalus berujung di pucuk-pucuk jari. Warna serta bentuk kuku dapat dipakai sebagai landasan untuk mengenal kepribadian orang.
2. Usaha-usaha yang lebih tinggi nilainya yaitu ;
a. Ajaran tentang cairan badaniah
Pendapat Hippocrates, yang dikenal sebagai Bapak Ilmu Kedokteran, karena itu tidak heran kalau dia membahas kepribadian manusia dari titik tolak konstitusional. Terpengaruh oleh kosmologi Empedokles, yang menganggap bahwa alam semesta beserta isinya ini tersusun dari empat unsur dasar yaitu : tanah, air, udara, dan api (dengan sifat-sifat yang didukungnya yaitu: kering, basah, dingin, dan panas). Maka Hippocrates berpendapat bahwa begitu pula yang terdapat dalam diri manusia, yang didukung oleh keadaan konstitusional yang berupa cairan-cairan yang ada dalam tubuh manusia:
1. Sifat kering terdapat dalam chole (empedu kuning)
2. Sifat basah terdapat dalam melanchole (empedu hitam)
3. Sifat dingin terdapat dalam phlegma (lendir), dan
4. Sifat panas terdapat dalam sanguis (darah)
Pendapat Hippocrates, bahwa keempat cairan tersebut ada dalam tubuh manusia dalam proporsi tertentu. Apabila cairan-cairan tersebut dalam proporsi selaras artinya orang tersebut normal (sehat), apabila keselarasannya terganggu maka orangnya menyimpang dari keadaan normal (sakit)
b. Pendapat Galenus
Galenus menyempurnakan ajaran Hippocrates tersebut di atas dan membeda-bedakan kepribadian manusia atas dasar keadaan proporsi campuran cairan-cairan tersebut. Sifat-sifat kejiwaan yang khas ada pada seseorang sebagai akibat daripada dominan-nya salah satu cairan badaniah itu oleh Galenus disebutnya temperamen. Galenius sependapat dengan Hippocrates, bahwa dalam tubuh manusia terdapat empat macam cairan yaitu Chole, Melanchole, plegma dan sanguis.
0 komentar:
Posting Komentar