Kepemimpinan Kepala Sekolah

                                                      Kepemimpinan Kepala Sekolah

 Kepemimpinan berasal dari kata pimpin yang artinya bimbing atau tuntun. Dari kata pimpin tersebut kemudian lahirlah kata kerja memimpin yang artinya membimbing atau menuntun, dan kata benda yaitu pemimpin yang berarti orang yang membimbing atau menuntun.

Menurut Hasibuan (2001: 13), pemimpin diartikan sebagai seseorang yang mempergunakan wewenang dan kepemimpinannya untuk mengarahkan orang lain serta bertanggung jawab atas pekerjaan orang tersebut dalam mencapai suatu tujuan.

Berikut ada beberapa pendapat ahli mengenai definisi kepemimpinan, yaitu:

“Kepemimpinan adalah keseluruhan aktivitas dalam rangka mempengaruhi orang-orang agar mau bekerja sama untuk mencapai suatu tujuan yang memang diinginkan bersama” (Martoyo, 1999: 176).

Siagian (1997: 24) mendefinisikan kepemimpinan sebagai:

“Kemampuan dan keterampilan seseorang yang menduduki jabatan sebagai pimpinan satuan kerja untuk mempengaruhi perilaku orang lain, terutama bawahannya, untuk berpikir dan bertindak sedemikian rupa sehingga melalui perilaku yang positif ia memberikan sumbangsih nyata dalam pencapaian tujuan organisasi”

 Sejalan dengan pendapat tersebut di atas, kepemimpinan (leadership) juga dapat diartikan sebagai proses mengarahkan, membimbing, mempengaruhi atau mengawasi pikiran, perasaan, tindakan atau tingkah laku orang lain yang ada di bawah pengawasannya (Dirjen Dikdasmen, 1997: 165).

Dari beberapa definisi tersebut di atas, maka dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan kepemimpinan adalah upaya-upaya mengarahkan, membimbing, mempengaruhi dan mengawasi bawahannya (guru dan siswa) agar tetap konsisten menurut tujuan yang telah digariskan, sehingga tercapai mutu pendidikan yang diharapkan.

Kepala sekolah adalah guru yang diberi tugas dan wewenang serta tanggung jawab, yang diberikan oleh pejabat yang berwenang untuk memimpin suatu sekolah (Dirjen Dikdasmen, 1993: 11). Sedangkan menurut pendapat lain menyatakan bahwa Kepala Sekolah adalah pemimpin di sekolahnya. Karena itu ia berkewajiban mengarahkan, membimbing, mempengaruhi dan mengawasi jalannya program sekolah, baik yang bersifat edukatif yang menyangkut dengan pengajaran maupun administratif yang menyangkut pengelolaan sekolah sebagai satuan pendidikan yang ada di bawah tanggung jawabnya (Dirjen Dikdasmen, 1997: 165).

Dari kedua pendapat tersebut di atas, maka yang yang dimaksud dengan Kepala Sekolah dalam tulisan ini adalah guru yang diberi tugas dan wewenang serta tanggung jawab yang diberikan oleh pejabat yang berwenang untuk memimpin suatu sekolah.

Ditinjau dari kewilayahannya, maka dapat dibedakan dua jenis kepemimpinan, yaitu pemimpin formal dan pemimpin non formal. Pemimpin formal adalah pemimpin karena jabatannya atau para pejabat pemerintah yang mempunyai kekuasaa resmi dan dilindungi oleh perundangan yang berlaku. Ia bertindak sesuai dengan kewenangan jabatannya. Pemimpin non formal adalah tokoh-tokoh masyarakat termasuk para ulama yang memiliki kewenangan moril dalam bidangnya masing-masing.

Sesuai dengan kebijaksanaan kependidikan dewasa ini, maka kepemimpinan pendidikan kita bersifat kepemimpinan formal karena jabatannya sebagai kepala sekolah dan juga kepemimpinan non formal karena di lingkungan pendidikan kepala sekolah mewakili masyarakat dan orang tua sesuai dengan panggilan yang oleh siswanya di sebut Bapak atau Ibu. Dalam kedua istilah itu tersirat kepemimpinan non formal.

.

      Sumber :

1.      Dirjen Dikdasmen, 1993. Pengelolaan Sekolah di Sekolah Dasar,

Jakarta: Depdikbud.

2.      ______________, 1997. Penyelenggaraan Pendidikan di Sekolah Dasar,

Jakarta: Depdikbud.

3.      Hasibuan, Malayu S.P. (2001), Organisasi dan Motivasi, Jakarta: Bumi Aksara

4.      Martoyo, Susilo (1999), Manajemen Sumber Daya Manusia, Yogyakarta: BPFE.

5.      Siagian, Sondang P., (1997), Organisasi, Kepemimpinan dan Perilaku

             Administrasi, Jakarta: Haji Masagung.

Posted in: Pisikologi Pendidikan