Jumat, 04 Maret 2011

Hakekat Masa Remaja

                                                                             Masa  Remaja

           Remaja adalah sebagai periode tertentu dari kehidupan manusia merupakan suatu konsep yang relative baru dalam kajian psikologi.Istilah remaja dikenal dengan nama “adolescence” yang berasal dari kata dalam bahasa latin “adolescere” (ata benda adolescentia) yang berarti tumbuh menjadi dewasa atau dalam perkembangan menjadi dewasa.
         Untuk merumuskan sebuah definisi yang memadai tentang remaja tidaklah mudah .namun sejak abad ke -19 muncul konsep adolesen sebagai suatu periode kehidupan tertentu yang berbeda dari masa anak-anak dan dewasa.
          Masa kanak-kanak, remaja, dewasa, dan kemudian menjadi orangtua, tidak lebih hanyalah merupakan suatu proses wajar dalam hidup yang berkesinambungan dari tahap-tahap pertumbuhan yang harus dilalui oleh seorang manusia. Setiap masa pertumbuhan memiliki ciri-ciri tersendiri. Masing-masing mempunyai kelebihan dan kekurangan. Demikian pula dengan masa remaja. Masa remaja sering dianggap sebagai masa yang paling rawan dalam proses kehidupan ini. Masa remaja sering menimbulkan kekuatiran bagi para orangtua. Masa remaja sering menjadi pembahasan dalam banyak seminar. Padahal bagi si remaja sendiri, masa ini adalah masa yang paling menyenangkan dalam hidupnya. Oleh karena itu, para orangtua hendaknya berkenan menerima remaja sebagaimana adanya. Jangan terlalu membesar-besarkan perbedaan. Orangtua para remaja hendaknya justru menjadi pemberi teladan di depan, di tengah membangkitkan semangat, dan di belakang mengawasi segala tindak tanduk si remaja.
Remaja adalah masa peralihan dari kanak-kanak ke dewasa. Para ahli pendidikan sependapat bahwa remaja adalah mereka yang berusia antara 13 tahun sampai dengan 18 tahun. Seorang remaja sudah tidak lagi dapat dikatakan sebagai kanak-kanak, namun masih belum cukup matang untuk dapat dikatakan dewasa. Mereka sedang mencari pola hidup yang paling sesuai baginya dan inipun sering dilakukan melalui metoda coba-coba walaupun melalui banyak kesalahan. Kesalahan yang dilakukan sering menimbulkan kekuatiran serta perasaan yang tidak menyenangkan bagi lingkungan dan orangtuanya. Kesalahan yang diperbuat para remaja hanya akan menyenangkan teman sebayanya. Hal ini karena mereka semua memang sama-sama masih dalam masa mencari identitas. Kesalahan-kesalahan yang menimbulkan kekesalan lingkungan inilah yang sering disebut sebagai kenakalan remaja.
Istilah remaja sesungguhnya memiliki arti yang luas, mencakup kematangan mental, emosional, sosial dan fisik. Pandangan ini didukung oleh Piaget  yang menyatakan bahwa secara psikologis remaja adalah suatu usia dimana anak tidak merasa bahwa dirinya berada di bawah tingkat orang yang lebih tua melainkan merasa sama atau paling tidak sejajar.
Masa remaja disebut juga masa “storm and stress”, dan laim dikenal dengan istilah masa pancaroba. Pada masa ini si anak seolah-olah disertai badai dan tidak merasa aman. Pada saat ini si remaja tampak kurang menyadari dirinya. Kekurangsadaran akan diri ini menghadapkan dia pada masalah-masalah yang merepotkan. Kemudian ia kadang-kadang kehilangan pengendalian diri, suka berontak, menentang otoritas orang tua atas emosi yang meluap-luap, atau atas pertentangan-pertentangan dalam hal pendapat dan selera.
             Masa remaja ini sering pula disebut sebagai masa belasan tahun yang penuh pergolakan jiwa. Hidup anak terasa seolah-olah diliputi pelbagi macam ketegangan, sehingga sampai membuat diri anak itu kurang keseimbangan. Kemudian si remaja tampak gelisah dan cemas, seolah-olah kehilangan pegangan. Dalam hal ini si anak merasa khawatir, karena tidak mendapat tempat di mata orang lain, terutama dalam kelompok orang dewasa. Ingin digolongkan orang dewasa. Dikatakan anak-anak ia merasa tersinggung, karena ia sudah meninggalkan  masa kanak-kanaknya. Konflik semacam inilah membuat dia kemudian merasa ragu-ragu.
Kadang-kadang pula si remaja merasa gelisah, seolah-olah diliputi rasa takut, suka bermalas-malasan, malah kadang-kadang suka menyendiri. Kadang-kadang ia dapat saja tiba-tiba naik emosi kalau merasa terganggu, dan berani mengacungkan tinjunya kepada orangtua, dan seolah-olah hendak menyatakan dirinya sudah dapat berdiri sendiri. Kemudian ia bingung karena ia belum berpenghasilan sendiri.
Secara tradisional masa remaja dianggap sebagai periode “badai dan tekanan” suatu masa di mana ketegangan emosi  meninggi sebagai akibat dari perubahan fisik  dan kelenjer.  Adapun meningginya emosi terutama karena anak laki-laki dan perempuan berada dibawah tekanan sosial dan menghadapi kondisi baru, yakni harapan sosial yang baru. Misalnya berhubungan dengan percintaan, bila kisah cinta berjalan lancar, remaja bahagia, dan menjadi sedih, bila percintaannya tidak lancar.
Pola emosi masa remaja, yakni  perlakuan sebagai  “anak kecil” atau secara “tidak adil” membuat remaja sangat marah, dibandingkan dengan hal-hal lain. Remaja tidak lagi mengungkapkan amarahnya dengan cara gerakan amarah yang meledak-ledak, melainkan dengan menggerutu dan diam (tidak mau berbicara).
Remaja adalah sebagai periode tertentu dari kehidupan manusia merupakan suatu konsep yang relative baru dalam kajian psikologi.Istilah remaja dikenal dengan nama “adolescence” yang berasal dari kata dalam bahasa latin “adolescere” (ata benda adolescentia) yang berarti tumbuh menjadi dewasa atau dalam perkembangan menjadi dewasa.
            Untuk merumuskan sebuah definisi yang memadai tentang remaja tidaklah mudah .namun sejak abad ke -19 muncul konsep adolesen sebagai suatu periode kehidupan tertentu yang berbeda dari masa anak-anak dan dewasa.
            Masa remaja merupakan salah satu fase dari perkembangan individu yang terentang sejak anak masih dalam kandungan sampai dengan meninggal. Masa remaja memiliki ciri yang berbeda dengan masa sebelum atau sesudahnya, sehingga masa remaja menjadi menarik untuk dibicarakan.  Usia masa remaja dimulai pada usia 11 tahun sampai dengan 18 tahun.
         Problem sosial yang sering muncul pada masa ini adalah remaja lebih berkelompok dalam sebuah “gang” dimana rasa solidaritas remaja dituntut di dalam “gang” tersebut. Selain itu remaja juga cenderung merasa ingin untuk diperhatikan oleh orang lain dengan cara menonjolkan diri dan menaruh perhatian kepada orang lain. Dan juga remaja juga sering untuk menerima aturan serta berusaha menentang otoritas untuk urusan pribadinya.



0 komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best CD Rates