Sabtu, 19 Maret 2011

Hakekat Kebiasaan Belajar

                                           Hakekat  Kebiasaan Belajar
  Kebiasaan belajar dapat diartikan sebagai suatu cara atau tehnik yang menetap pada diri siswa pada waktu menerima pelajaran, membaca buku, mengerjakan tugas, dan pengaturan waktu untuk menyelesaikan kegiatan Djaali  (2009: 128).
 Kebiasaan belajar dalam penelitian ini merupakan cara bertindak yang diperoleh melalui belajar secara berulang-ulang, yang pada akhirnya menjadi menetap pada diri siswa pada waktu menerima pelajaran, membaca buku, mengerjakan tugas, dan pengaturan waktu untuk menyelesaikan kegiatan.
 Perbuatan kebiasaan belajar memerlukan konsentarsi perhatikan dan pikiran dalam melakukannya. Kebiasan dapat berjalan terus, sementara individu memikirkan atau memperhatikan hal-hal lain.
 Menurut Djaali (2009: 128) kebiasaan belajar dibagi ke dalam dua bagian yaitu Delay Avoidan (DA) dan Work Methods (WM). DA menunjukkan pada ketepatan waktu penyelesaian tugas-tugas akademis, menghindarkan diri dari hal-hal yang memungkinkan tertundannya penyelesaian tugas, dan menghilangkan rangsangan yang akan mengganggu konsentrasi dalam belajar. Adapun WM menunjukkan kepada penggunaan cara (prosedur) belajar yang efektif, dan efisiensi dalam mengerjakan tugas akademik dan keterampilan belajar. Kebiasaan belajar tidak dapat dibentuk dalam waktu satu hari atau satu malam. Kebiasaan belajar perlu dikembangkan sedikit demi sedikit . Berikut ini adalah cara mengembangkan kebiasaan belajar yang kiranya tidak sukar untuk dilaksanakan.
a.   Menyusun Rencana Belajar
   Tiap siswa tentu berkeinginan agar belajarnya dapat berhasil dengan baik, untuk itu mereka berusaha sedapat mungkin menggerakkan segala daya yang ada agar berhasil mencapai tujuan. Rencana belajar besar manfaatnya dan menjadi keharusan bagi setiap siswa ( Sumadi, 1989 dalam Novita, 2005 : 52 ).
    Manfaat rencana belajar yang baik menurut Hamalik ( 1990 dalam Novita, 2005: 65 ) adalah (1) Menjadi pedoman dan penuntun dalam belajar, sehingga perbuatan belajar menjadi lebih teratur dan lebih sistematis; (2) menjadi pendorong dalam belajar. Program yang telah dibuat akan merangsang siswa untuk belajar. Oleh sebab itu kegiatan belajar berarti berusaha menyelesaikan rencana itu tepat pada waktunya; (3) menjadi alat bantu dalam belajar; (4) rencana belajar yang baik akan membantu siswa untuk mengontrol, menilai,memeriksa sampai dimana tujuan belajar siswa tercapai, sehingga menimbulkan usaha-usaha untuk memperbaiki cara belajarnya.
b.   Menyusun Jadwal Belajar
    Menyusun jadwal belajar pada umumnya adalah belajar sedikit demi sedikit tetapi konsisten, akan lebih baik dari pada belajar borongan. Pada umumnya setiap siswa menyediakan waktu untuk dua macam kegiatan, yaitu mengikuti pelajaran dan praktek (kalau ada) di sekolah serta belajar di luar pelajaran dan praktikum. Seringkali siswa hanya belajar pada saat akan ada ulangan dan ujian saja, sehingga kadang-kadang hasilnya jauh dari yang diharapkan, bahkan pelajaran yang dipelajari dalam waktu semalam akan kurang bertahan dalam ingatan dibandingkan dengan jika dipelajari sedikit demi sedikit.
c.   Penggunaan Waktu Belajar
     Penggunaan waktu belajar siswa ada dua hal, yaitu: (1) penjatahan waktu untuk masing-masing pelajaran, waktu yang diperlukan untuk mempelajari suatu mata pelajaran berbeda antara siswa yang satu dengan siswa yang lain. Pada umumnya tiap siswa mengenal diri dan kemampuannya dengan baik sehingga akan dapat membuat perkiraan mengenai alokasi waktu yang disediakan untuk masing-masing mata pelajaran. Selain itu waktu belajar juga perlu diperhatikan karena setiap siswa ada yang suka belajar pada siang, sore, atau malam hari. Untuk itu hendaknya penggunaan waktu diatur seefisien mungkin sesuai dengan keadaan masing-masing; (2) Menyiapkan dan mengulang mata pelajaran, bahan pelajaran akan dapat dikuasai dengan baik bila mempelajarinya dengan baik dan akan lebih baik lagi jika siswa menyediakan waktu untuk menyiapkan apa yang akan diajarkan oleh guru yaitu dengan membaca buku wajib atau buku yang telah dianjurkan. Setelah pulang sekolah siswa perlu membaca kembali catatan pelajaran sambil menyempurnakan dan melengkapi.
d.  Teknik Belajar
  Teknik yang paling baik tergantung pada masing-masing siswa karena hal ini sifatnya memang individual. Namun di samping perbedaan individual tersebut terdapat hal-hal yang bersifat umum yang berlaku pada siswa.
  Cara yang baik dalam mengikuti pelajaran memegang peranan penting dalam keberhasilan studi siswa. Untuk itu siswa harus mengetahui apa yang harus dilakukan sebelum, selama dan sesudah pelajaran.  Menurut Hamalik ( 1990 : 37 – 39 ) petunjuk-petunjuk yang harus diikuti oleh siswa sebelum, selama dan sesudah pelajaran adalah sebagai berikut : (1) sehari sebelum pelajaran lihatlah kembali rencana belajar tersebut; (2) mempelajari buku atau sumber lain tentang materi pelajaran yang akan diajarkan esok harinya; (3) memberikan perhatian yang memusat terhadap pelajaran yang sedang berlangsung; (4) ikut aktif selama pelajaran berlangsung, misalnya berusaha menjawab pertanyaan dari guru dan mengajukan pertanyaan tentang hal hal yang dianggap masih kurang jelas; (5) mencatat materi pelajaran secara garis besar dan tidak perlu mencatat seluruh materi pelajaran kata demi kata karena akan menganggu konsentrasi untuk memperoleh pemahaman; (6) mencatat persoalan-persoalan yang mungkin timbul dan hal hal yang belum dipahami untuk dipelajari di rumah dari buku bacaan; (7) bila pelajaran telah berakhir dan guru memberikan tugas-tugas pekerjaan rumah maka catatlah dan teliti apakah sudah memahami maksud dan isi tugas itu atau belum. Bila anda belum memahami maksud dan isi tugas maka tanyakan kepada guru yang bersangkutan. Setelah sampai dirumah, kerjakanlah tugas tugas tersebut dengan sebaik baiknya, kemudian serahkan hasil pekerjaanya itu tepat pada waktunya; (8) belajar di luar waktu pelajaran sekolah, kegiatan ini tergantung kepada masing-masing siswa . Jika siswa mau melaksanakan maka kegiatan akan berlangsung.
     Karena itu disiplin diri sangat menentukan untuk melaksanakan kegiatan belajar di luar jam sekolah. Kegiatan belajar di luar pelajaran terdiri atas dua macam kegiatan yaitu: (1) mencari bahan atau sumber bacaan, sumber atau bahan terdapat dimana-mana, namun tempat yang paling lengkap sumbernya adalah perpustakaan, baik perpustakaan sekolah maupun perpustakaan umum. Untuk menemukan bahan bacaan di perpustakaan diperlukan informasi tertentu agar sumber bacaan yang diperlukan cepat ditemukan.. (2) membuat catatan atau ringkasan, seorang siswa yang belajar dari sumber bacaan tertentu sebaiknya membuat catatan atau ringkasan mengenai hal hal yang telah dibacanya. Keuntungan dengan dibuatnya ringkasan adalah siswa lebih meresapkan apa yang dipelajarinya dan juga siswa dapat langsung membaca ringkasannya apabila ia ingin mempelajari isi bahan bacan kembali; (9) bertanya dan diskusi, untuk dapat lebih meresapkan apa yang dipelajari serta mengetahui apakah penangkapan isi yang dipelajari betul, maka siswa perlu mengkomunikasikan dengan orang lain, dalam hal ini adalah teman dan guru. Orang sering beranggapan bahwa yang terpenting sebagai bukti telah belajar adalah menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan kepadanya tanpa memikirkan bahwa dapat mengajukan pertanyaan juga merupakan bukti bahwa orang itu tahu apa yang dipersoalkan (Suryabrata,1989 dalam Novita, 2005: 45).
Dengan bertanya atau menjawab pertanyaan berarti siswa telah membuka komunikasi yang sangat penting supaya dapat berpartisipasi dalam diskusi. Dengan diskusi siswa dapat mengembangkan kebiasaan belajar yang baik.
e.   Konsentrasi
    Setiap siswa yang sedang menuntut ilmu harus konsentrasi dalam belajarnya,karena tanpa konsentrasi tidak mungkin berhasil menguasai pelajaran. Konsentrasi belajar adalah pemusatan pikiran terhadap suatu mata pelajaran dan bukan hal hal lain yang tidak berhubungan dengan pelajaran. Konsentrasi yang tinggi akan membuahkan hasil belajar yang diinginkan.
   Dalam kenyataanya ada siswa yang memiliki kemampuan konsentrasi yang besar dan untuk waktu yang lama, sebaliknya ada siswa yang sukar memusatkan perhatiannya terhadap pelajaran tertentu. Siswa yang cerdas pada umumnya mempunyai kemampuan konsentrasi yang besar dibandingkan dengan siswa yang kurang cerdas, tetapi kemampuan konsentrasi bukanlah bakat yang diperolah sejak lahir. Kemampuan konsentrasi merupakan kebiasaan yang dapat dilatih, jadi bukan suatu bakat yang diwarisi dari leluhur.
    Selain itu konsentrasi sesorang juga dipengaruhi oleh kondisi kesehatan. Siswa yang mengalami gangguan kesehatan akan sulit berkonsentrasi dalam mempelajari materi pelajaran.Oleh sebab itu siswa yang sakit harus segera berobat, demikian juga siswa yang mengalami kelelahan harus segera beristirahat.
f.   Disiplin Belajar
   Disiplin belajar akan membuat siswa memiliki kecakapan mengenai cara belajar dan juga merupakan proses ke arah pembentukan watak yang baik. Cara belajar dapat dimiliki oleh siswa dengan latihan yang teratur dan sungguh-sungguh. Kalau cara belajar yang baik telah menjadi kebiasaan maka tidak ada lagi anjuran-anjuran dari guru yang harus selalu diperhatikan sewaktu belajar.
    Dengan memiliki disiplin belajar yang baik, nanti akan memberikan hasil yang memuaskan pada setiap usaha belajar kita. Ilmu yang sedang dituntut dapat dimengerti dan dikuasai dengan sempurna serta ujian dapat dilalui dengan berhasil. Keteraturan belajar sangat menentukan pencapaian keberhasilan. Memang setiap siswa mempunyai kebiasaan belajar sendiri sendiri, ada yang biasa belajar pada malam hari dan ada yang biasa belajar pada pagi hari atau siang hari.
    Kebiasaan belajar bersifat individual dimana yang satu dengan yang lain berbeda. Oleh karena itu guru hendaknya dapat memupuk kebiasaan belajar yang teratur dan terarah kepada siswa siswanya. Penggunan dan pembagian waktu untuk belajar harus diperhatikan dalam rangka menuju keberhasilan dalam belajar. Apabila rencana pembagian dan penggunaan waktu belajar dilaksanakan dengan baik setiap hari, maka akan menjadi suatu kebiasaan belajar, akhirnya akan memberikan hasil yang memuaskan pada setiap usaha belajar. Ilmu yang sedang dituntut dapat dimengerti dan dikuasai dengan sempurna serta ujian ujian dapat dilalui dengan berhasil.

                  Sumber  :
1.     Djaali, 2009. Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT Bumi Aksara
2.     Hamalik,1990. Perencanaan Pelaksanaan Pendidikan. Jakarta. Aneka Cipta
3.       Novita, 2005. Hubungan Positif Dan Berarti Antara Kebiasaan Belajar Dengan Hasil BelajarPerhitungan Konstruksi Bangunan Sederhana Siswa Kelas II SMK  Negeri 4 Semarang Tahun Ajaran 2004 / 2005. (http/www. Semarang.co.id.)


0 komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best CD Rates