Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar banyak jenisnya, tetapi dapat digolongkan menjadi dua golongan saja yaitu: (a) faktor intern, meliputi faktor fisiologi dan psikologis. Faktor fisiologis seperti keadaan jasmani dan panca indera. Faktor psikologis, seperti intelegensi, minat dan motivasi. (b) faktor ekstern, meliputi faktor sosial dan non sosial. Faktor sosial, seperti lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat. Faktor non-sosial, seperti lingkungan alam dan fisik yakni keadaan rumah, ruang belajar, fasilitas belajar, buku-buku sumber dan lain sebagainya (Mulyasa, 2004:191-193).
Sedangkan ahli lain menjelaskan bahwa faktor yang mempengaruhi pencapaian hasil belajar berasal dari (a) dalam diri (internal), antara lain: kesehatan, intelegensi, minat dan motivasi serta cara belajar. (b) luar diri (eksternal), antara lain: keluarga, sekolah, masyarakat dan lingkungan sekitar, (H. Djaali, 2008:100)
Dari pendapat tersebut di atas, maka secara garis besar ada dua faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa, yaitu (a) faktor internal, yaitu faktor yang berasal dari dalam diri siswa itu sendiri, meliputi kesehatan jasmani dan panca indra, intelegensi, minat dan motivasi, sikap, serta cara belajar. (b) faktor eksternal, yaitu faktor yang berasal dari luar, meliputi lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat dan lingkungan sekitar. Untuk lebih jelasnya, berikut ini akan diuraikan secara singkat masing-masing faktor tersebut.
a. Faktor Internal
1) Kesehatan Jasmani
Kesehatan jasmani mempunyai pengaruh penting terhadap prestasi belajar siswa. Kondisi jasmani yang dimaksud di sini meliputi kesehatan fisik yang akan memberikan hasil yang baik. Sebaliknya apabila kita belajar dalam keadaan sakit maka prestasi yang kita capai akan rendah.
Dijelaskan oleh H. Djaali bahwa: ”Kesehatan sangat diperlukan untuk meningkatkan prestasi belajar. Apabila orang selalu sakit (sakit kepala, pilek, deman) mengakibatkan tidak bergairahnya belajar dan secara psikologi sering mengalami gangguan pikiran dan perasaan kecewa karena konflik” (H. Djaali, 2008:99).
Sama halnya dengan kesehatan jasmani, kondisi panca indra juga harus dalam keadaan baik sehingga pencapaian prestasi belajar dapat diperoleh secara maksimal, jika dibandingkan kalau kita belajar dengan alat indera yang tidak berfungsi secara maksimal. Seorang ahli lain juga menjelaskan bahwa: ”Keadaan cacat tubuh juga mempengaruhi belajar. Siswa yang cacat belajarnya juga terganggu. Jika hal ini terjadi, hendaknya ia belajar pada lembaga pendidikan khusus atau diusahakan alat bantu agar dapat menghindari atau mengurangi pengaruh kecacatannya itu”, (Slameto, 2010:55).
Dengan demikian, kondisi kesehatan jasmani dan ketidakharmonisan alat-alat indera dapat menimbulkan gangguan-gangguan yang ada dalam proses belajar, maka dengan sendirinya akan berpengaruh terhadap hasil yang dicapai yaitu prestasi belajar.
2) Intelegensi
Intelegensi besar pengaruhnya terhadap proses pencapaian hasil belajar siswa. Hal ini menurut seorang ahli mengatakan bahwa: ”faktor intelegensi dan bakat besar sekali pengaruhnya terhadap kemajuan belajar” (H. Djaali, 2008:99). Ini bermakna bahwa seseorang yang mempunyai tingkat intelegensi yang tinggi akan lebih berhasil dari pada yang mempunyai tingkat intelegensi yang rendah.
3) Minat dan Motivasi
Minat diartikan sebagai kehendak, keinginan atau kesukaan. Sedangkan Menurut Muhibin Syah, motivasi berasal dari bahasa latin “movere” yang berarti ”dasarnya” atau penggerak. Motivasi yang terdapat pada individu akan mewujudkan suatu perilaku untuk memenuhi “keinginan atau kebutuhannya”.
Kuatnya motivasi yang dimiliki individu akan banyak menentukan terhadap kualitas perilaku yang ditampilkannya, baik dalam konteks belajar, bekerja maupun dalam kehidupan lainnya. Kajian tentang motivasi memiliki daya tarik bagi kalangan pendidik terutama dikaitkan dengan kepentingan upaya pencapaian kinerja prestasi dan profesionalisme seseorang.
Dengan demikian adanya minat dan motivasi dalam diri siswa dapat membangkitkan kegairahan untuk belajar dan akan mempengaruhi prestasi belajarnya. Minat dan motivasi yang kuat untuk belajar sangat memungkinkan untuk mencapai prestasi belajar yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan minat dan motivasi yang lemah.
4) Tata Cara Belajar
Belajar merupakan hal yang wajib dilakukan oleh setiap pelajar. Belajar pada umumnya dilakukan di sekolah ketika jam pelajaran berlangsung dibimbing oleh Bapak atau Ibu Guru. Belajar yang baik juga dilakukan di rumah baik dengan maupun tanpa PR/pekerjaan rumah. Belajar yang dilakukan secara terburu-buru akibat dikejar-kejar waktu memiliki dampak yang tidak baik.
Jadi belajar tidak hanya di laksanakan di sekolah, tetapi belajar juga dilakukan di rumah saat pulang sekolah ataupun saat-saat liburan. Sehingga nilai yang didapat sesuai dengan harapan. Belajar mendadak tidak baik untuk siswa, karena proses penyerapan materi tidak berlangsung dengan mudah
b. Faktor Eksternal
1) Lingkungan Keluarga
Keluarga merupakan tumpuan dari setiap anak, keluarga merupakan lingkungan yang pertama dari anak dan dari keluarga pulalah anak menerima pendidikan karena keluarga mempunyai peranan yang sangat penting di dalam perkembangan anak. Keluarga yang baik akan memberikan pengaruh yang baik terhadap perkembangan anak. Dalam buku psikologi pendidikan dijelaskan bahwa: ”situasi keluarga (ayah, ibu, saudara, adik, kakak serta famili) sangat berpengaruh terhadap keberhasilan anak dalam keluarga. Pendidikan orang tua, status ekonomi, rumah kediaman, persentase hubungan orang tua, perkataan dan bimbingan orang tua, mempengaruhi pencapaian hasil belajar anak, (H. Djaali, 2008:99). Dari pendapat ini jelaslah bahwa kondisi rumah (keluarga) yang tidak baik, tidak memungkinkan anak belajar dengan baik. Dan sebaliknya, kondisi lingkungan rumah yang asri atau damai dapat membantu anak untuk belajar secara lebih baik guna mencapai prestasi belajar yang lebih baik lagi.
2) Lingkungan Sekolah
Sekolah adalah tempat belajar turut mempengaruhi tingkat keberhasilan belajar, tempat, gedung sekolah, kualitas guru, instrumen pendidikan, semua itu turut mempengaruhi keberhasilan anak. Hal ini menurut seorang ahli mengatakan bahwa: ”tempat, gedung sekolah, kualitas guru, instrumen pendidikan, lingkungan sekolah, dan rasio guru dan murid per kelas (40-50 peserta didik), mempengaruhi kegiatan belajar, (H. Djaali, 2008:99). Dari pendapat ahli tersebut di atas, menunjukkan adanya pengaruh yang cukup besar antara keadaan lingkungan sekolah dengan pencapaian prestasi belajar anak.
3) Lingkungan Masyarakat
Keadaan masyarakat juga menetukan keberhasilan prestasi belajar. Bila sekitar tempat tinggal keadaan masyarakatnya terdiri dari orang-orang yang berpendidikan, terutama anak-anaknya bersekolah tinggi dan bermoral baik, hal ini akan mempengaruhi anak untuk giat belajar. Hal ini diperkuat oleh pendapat ahli mengatakan bahwa: ”apabila disekitar tempat tinggal keadaan masyarakat terdiri atas orang-orang yang berpendidikan, terutama anak-anaknya rata-rata bersekolah tinggi dan moralnya baik, hal ini akan mendorong anak untuk giat belajar”, (H. Djaali, 2008:100).
4) Lingkungan Sekitar
Kondisi yang tentram di lingkungan tempat tinggal juga menunjang untuk memperoleh prestasi belajar yang baik. Keadaan yang relatif tenang membuat keadaan belajar menjadi sangat tenang sehingga kegiatan belajar di rumah berjalan maksimal. Seorang ahli mengemukakan bahwa: ”bangunan rumah, suasana sekitar, keadaan lalu lintas, dan iklim dapat mempengaruhi pencapaian tujuan belajar, sebaliknya tempat-tempat dengan iklim yang sejuk dapat menunjang proses belajar”, (H. Djaali, 2008:100).
Sumber :
1. Djamarah, Syaiful Bahri. Prestasi Belajar Dan Kompetensi Guru. Usaha Nasional. Surabaya-Indonesia. 1994.
2. Mulyasa . Implementasi Kurikulum 2004 Panduan Pembelajaran KBK. 2004.
3. Slameto, Drs. Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi. Rineka Cipta. Jakarta. 2010.
0 komentar:
Posting Komentar