Minggu, 06 Maret 2011

Faktor Mempengaruhi Hasil Belajar

                                 Faktor-faktor yang Mempengaruhi hasil  Belajar
            Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar banyak jenisnya, tetapi dapat digolongkan menjadi dua golongan saja, yaitu faktor intern dan faktor ekstern. Faktor intern adalah faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar, sedangkan faktor ekstern adalah faktor yang ada diluar individu.
1.    Faktor dari dalam diri siswa (intern)
       Sehubungan dengan faktor intern ini ada 3 faktor yang perlu dibahas yaitu faktor jasmani, faktor psikologi dan faktor kelelahan.
Adapun faktor-faktor itu adalah :
a.    Faktor Jasmaniah
            Dalam faktor jasmaniah ini dapat dibagi menjadi dua yaitu faktor kesehatan dan faktor cacat tubuh.
1.    Faktor Kesehatan
     Faktor kesehatan sangat berpengaruh terhadap proses belajar siswa, jika kesehatan terganggu atau cepat lelah, kurang bersemangat, mudah pusing, ngantuk, jika keadaan badannya lemah dan kurang darah ataupun ada gangguan kelainan alat indranya.
2.    Cacat tubuh
“Cacat tubuh adalah sesuatu yang menyebabkan kurang baik atau kurang sempurna mengenai tubuh/badan. Cacat itu dapat berupa buta, setengah buta,  tuli, setengah tuli, dan patah tangan, lumpuh dan lain-lain”
b.    Faktor Psikologis
                           Dapat berupa intelegensi, perhatian, bakat, minat, motivasi, kematangan, kesiapan.
1.     Inteligensi
            Inteligensi adalah kecakapan yang terdiri dari tiga jenis yaitu kecakapan untuk menghadapi dan menyesuaikan kedalam situasi yang baru dengan cepat dan efektif, mengetahui/menggunakan konsep-konsep yang absstrak secara efektif, mengetahui relasi dan mempelajarinya dengan cepat.
2.     Perhatian
              Perhatian menurut Gazali adalah keaktifan jiwa yang dipertinggi, jiwa itupun semata-mata tertuju kepada suatu obyek (benda/hal) atau sekumpulan objek. Untuk dapat menjamin hasil belajar yang baik, maka siswa harus mempunyai perhatian terhadap bahan yang dipelajarinya, jika bahan pelajaran tidak menjadi perhatian maka timbullah kebosanan, sehingga ia tidak lagi suka belajar.
               Untuk menjamin belajar yang lebih baik maka siswa harus mempunyai perhatian terhadap bahan yang dipelajarinya. Jika bahan pelajaran tidak menjadi perhatian siswa, maka timbulah kebosanan, sehingga ia tidak lagi suka belajar. Agar siswa belajar dengan baik, usahakan buku pelajaran itu sesuai dengan hobi dan bakatnya.
3.      Bakat
         Bakat atau aptitude menurut hilgard adalah : “ the capacity to learn”. Dengan perkataan lain bakat adalah kemampuan untuk belajar. Kemampuan itu baru terealisasi menjadi kecakapan yang nyata sesudah belajar atau berlatih.
4.      Minat
         Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan.  Minat besar pengaruhnya terhadap aktivitas belajar siswa dan siswa yang gemar membaca akan dapat memperoleh berbagai pengetahuan teknologi. Dengan demikian, wawasan akan bertambah luas sehingga akan mempengaruhi peningkatan atau pencapaian prestasi belajar siswa.
5.      Motif
               Motif adalah suatu dorongan yang timbul dari dalam diri seseorang yang menyebabkan orang tersebut mau bertindak melakukan sesuatu. Motif erat sekali hubungannya dengan tujuan yang akan dicapai. Di dalam menentukan tujuan itu dapat disadari atau tidak, akan tetapi untuk mencapai tujuan itu perlu berbuat, sedangkan yang menjadi penyebab berbuat adalah motif itu sendiri sebagai daya penggerak/pendorongnya.
6.      Kematangan
            Kematangan adalah suatu tingkat/fase dalam pertumbuhan seseorang, dimana alat-alat tubuhnya sudah siap untuk melaksanakan kecakapan baru. Sedangkan menurut pendapat lain kematangan adalah tingkat perkembangan pada individu atau organ-organnya sehingga sudah berfungsi sebagaimana mestinya. Dalam belajar kematangan atau kesiapan itu sangat menentukan. Oleh karena itu, setiap usaha belajar akan lebih berhasil bila dilakukan bersamaan dengan tingkat kematangan individu.
  Berdasarkan pendapat di atas, maka kematangan adalah suatu organ atau alat tubuhnya dikatakan matang apabila dalam diri makhluk telah mencapai kesanggupan untuk menjalankan fungsinya masing-masing, sehingga dalam belajar akan lebih berhasil jika anak itu siap atau matang untuk mengikuti proses belajar mengajar.
7.      Kesiapan
         Kesiapan atau readiness menurut Jamies Drever adalah preparedness to respond or react. Kesiapan adalah kesediaan untuk memberi response atau bereaksi. Kesedian itu timbul dari dalam diri seseorang dan juga berhubungan dengan kematangan, karena kematangan berarti kesiapan untuk melaksanakan kecakapan.
c.   Fakor Kelelahan
            Kelelahan pada seseorang walaupun sulit Untuk dipisahkan tetapi dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu kelelahan jasmani dan kelelahan rohani (bersifat psikis).
            Kelelahan jasmani terlihat dengan lemahnya tubuh dan timbul kecendrungan untuk membaringkan tubuh. Kelelahan jasmani terjadi kaarena terjadi kekacauan substansi sisia pembakaran didalam tubuh, sehingga darah tidak/kurang lancar pada bagian-bagian tertentu.
   Kelelahan rohani dapat dilihat dengan adanya kelesuan dan kebosanan, sehingga minat dan dorongan untuk menghasilkan sesuatu hilang.kelelahan ini sangat terasa pada bagian kepala dengan pusing-pusing sehingga sulit berkonsentrasi.
            Dari uraian di atas maka kelelahan jasmani dan rohani dapat mempengaruhi prestasi belajar, agar siswa belajar dengan baik haruslah menghindari jangan sampai terjadi kelelahan dalam belajarnya. Sehingga perlu diusahakan kondisi yang bebas dari kelelahan.
2.       Faktor yang berasal dari luar (factor ekstern)
           Faktor ekstrern yang berpengaruh terhadap prestasi belajar dapat dikelompokkan menjadi tiga faktor yaitu faktor keluarga, faktor sekolah dan faktor masyarakat.

a. Faktor keluarga
        Faktor keluarga sangat berperan aktif  bagi siswa dan dapat mempengaruhi dari keluarga antara lain : cara orang tua mendidik, relasi antara anggota keluarga, keadaan keluarga, pengertian orang tua, keadaan ekonomi keluarga, latar belakang kebudayaan dan suasana rumah.
1. Cara orang tua mendidik
          Cara orang tua mendidik besar sekali pengaruhnya terhadap prestasi belajar anak, hal ini dipertegas oleh Wirowidjojo dalam Slameto (2010, : 60) mengemukakan bahwa keluarga adalah “ lembaga pendidikan pertama dan utama”. Keluarga yang sehat besar artinya untuk mendidik dalam ukuran kecil, tetapi bersifat menentukan mutu pendidikan dalam ukuran besar yaitu pendidikan Bangsa dan Negara.
          Dari pendapat di atas dapat dipahami betapa pentingnya keluarga di dalam pendidikan anaknya. Cara orang tua mendidik anaknya akan berpengaruh terhadap belajarnya.
2.   Relasi antaranggota keluarga
           Relasi antaranggota yang penting dalam keluarga adalah “ relasi orang tua dan anaknya”. Selain itu juga relasi anak dengan saudaranya atau dengan keluarga yang lain turut mempengaruhi belajar anak. Wujud dari relasi adalah ada kasih sayang atau kebencian, sikap terlalu keras atau sikap acuh tak acuh, dan sebagainya.
                    3. Keadaan keluarga
          Keadaan keluarga sangat mempengaruhi prestasi belajar                         anak karena dipengaruhi oleh beberapa faktor dari keluarga yang dapat menimbulkan perbedaan individu seperti kultur keluarga, pendidikan orang tua, tingkat ekonomi, hubungan antara orang tua, sikap keluarga terhadap masalah social dan realitas kehidupan”.
          Berdasarkan pendapat diatas bahwa keadaan keluarga dapat mempengaruhi prestasi belajar anak sehingga faktor inilah yang memberikan pengalaman kepada anak untuk dapat menimbulkan prestasi, minat, sikap, dan pemahamannya sehingga proses belajar yang dicapai dapat dipengaruhi oleh orang tua yang tidak berpendidikan atau kurang ilmu pengetahuaanya
                      4. Pengertian orang tua
          Menurut Slameto bahwa “ anak belajar perlu dorongan dan pengertian orang tua”. Bila anak sedang belajar jangan diganggu dengan tugas-tugas rumah. Kadang-kadang anak mengalami lemah semangat, orang tua wajib memberi pengertian dan mendorongnya sedapat mungkin untuk mengatasi kesulitan yang dialaminya.
                     5. Keadaan ekonomi keluarga
          Menurut Slameto bahwa “ keadaan ekonomi keluarga erat hubungannya dengan belajar anak”. Anak yang sedang belajar selain terpenuhi kebutuhan pokoknya, misalnya makanan, pakaian, perlindungan kesehatan, dan lain-lain, juga membutuhkan fasilitas belajar seperti ruang belajar, meja, kursi, penerangan, alat tulis menulis, dan sebagainya.
6. Latar belakang kebudayaan
            “Tingkat pendidikan dan kebudayaan didalam keluarga mempengaruhi sikap anak dalam belajar. Perlu ditanamkan kebiasaan yang baik agar semangat anak terdorong untuk belajar”.
                     7. Suasana rumah
                                      Suasana rumah sangat mempengaruhi prestasi belajar, hal ini sesuai dengan pendapat Slameto yang mengemukakan bahwa” suasana rumah merupakan situasi atau kejadian yang sering terjadi di dalam keluarga di mana anak-anak berada dan balajar”. Suasana rumah yang gaduh, bising dan sewarut tidak akan memberikan ketenangan terhadap diri anak untuk belajar.
                                      Suasana ini dapat terjadi pada keluarga yang besar terlalu banyak penghuninya. Suasana yang tegang, rebut dan sering terjadi cekcok, pertengkaran antara anggota keluarga yang lain yang menyebabkan anak bosan tinggal di rumah suka keluar runah yang akibatnya belajarnya kacau serta prestasinya rendah.
b. Faktor Sekolah
              Faktor sekolah dapat berupa cara guru mengajar, metode pembelajaran, alat-alat pelajaran, kurikulum, waktu sekolah, interaksi guru dan murid, disiplin sekolah, dan media pendidikan, yaitu :
1.    Guru dan cara mengajar
       Faktor guru dan cara mengajar merupkan faktor penting, bagaimana sikap dan kepribadian guru, tinggi rendahnya pengetahuan yang dimiliki oleh guru, dan bagaimana cara guru itu mengajarkan pengetahuan itu kepada anak-anak didiiknya dan turut menentukan hasil belajar yang akan dicapai oleh siswa.
              Sedangkan menurut Nana Sudjana dalam Djamarah mengajar hakikatnya adalah suatu proses yaitu mengatur, mengorganisasi lingkungan yang ada disekitar anak didik, sehingga dapat menumbuhkan dan mendorong anak didik melakukan proses belajar.
             Dalam kegiatan belajar, guru berperan sebagai pembimbing. Dalam perannya sebagai pembimbing, guru harus berusaha menghidupkan dan memberikan motivasi, agar terjadi proses interaksi yang kondusif. Dengan demikian cara mengajar guru harus efektif dan mengerti oleh anak didiknya, baik dalam menggunakan model, tehnik ataupun metode dalam mengajar yang akan disampaikan kepada anak didiknya dalam proses belajar mengajar dan disesuaikan dengan konsep yang diajarkan berdasarkan kebutuhan siswa dalam proses belajar mengajar.
2.    Metode mengajar
Metode merupakan suatu cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dalam kegiatan belajar mengajar, metode sangat diperlukan oleh guru, dengan penggunaan yang bervariasi sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.
3.  Alat-alat pelajaran
          Alat merupakan segala sesuatu yang dapat digunakan dalam rangka mencapai tujuan pengajaran maka alat mempunyai fungsi sebagai pelengkap untuk mencapai tujuan.
4.  Kurikulum
            Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Menurut Slameto bahwa “ Kurikulum yang tidak baik akan berpengaruh tidak baik terhadap proses belajar maupun prestasi belajar siswa.
5. Interaksi Guru dan Murid
          Proses belajar mengajar terjadi antara guru dengan siswa. Jadi, cara belajar siswa juga dipengaruhi oleh relasinya dengan guru yang bersangkutan. Siswa  akan menyukai mata pelajaran yang diberikannya sehingga siswa berusaha mempelajari dengan sebaik-baiknya.
6.   Disiplin sekolah
     “Kedisiplinan sekolah erat hubungannya dengan kerajinan siswa dalam sekolah dan juga dalam belajar”. Kedisiplinan guru dalam mengajar dengan pelaksanaan tata tertib, kedisiplinan pengawas atau karyawan dalam pekerjaan administrasi dan keberhasilan atau keteraturan kelas, gedung sekolah, halaman, dan lain-lain.
7. Waktu sekolah
      Waktu sekolah adalah “ waktu terjadinya proses belajar mengajar di sekolah, waktu sekolah dapat pagi hari, siang, sore bahkan malam hari. Waktu sekolah juga mempengaruhi belajar siswa.
c. Faktor Lingkungan Masyarakat
          Faktor yang mempengaruhi terhadap prestasi belajar siswa antara lain teman bergaul, kegiatan lain di luar sekolah dan cara hidup di lingkungan keluarganya.
1. Kegiatan siswa dalam masyarakat
            Menurut Slameto mengatakan bahwa “ kegiatan siswa dalam masyarakat dapat menguntungkan terhadap pribadinya”. Tetapi jika siswa ambil bagian dalam kegiatan masyarakat yang terlalu banyak misalnya berorganisasi, kegiatan sosial, keagamaan dan lain-lain, belajarnya akan terganggu, lebih-lebih jika tidak bijaksana dalam mengatur waktunya.
2. Teman Bergaul
            Anak perlu bergaul dengan anak lain, untuk mengembangkan sosialisasinya. Tetapi perlu dijaga jangan sampai mendapatkan teman bergaul yang buruk perangainya. Perbuatan tidak baik mudah berpengaruh terhadap orang lain, maka perlu dikontrol dengan siapa mereka bergaul.
             Agar siswa dapat belajar, teman bergaul yang baik akan berpengaruh baik terhadap diri siswa, begitu juga sebaliknya, teman bergaul yang jelek perangainya pati mempengaruhi sifat barunya juga, maka perlu diusahakan agar siswa memiliki teman bergaul yang baik-baik dan pembinaan pergaulan yang baik serta pengasaan dari orang tua dan pendidik harus bijaksana.
3. Bentuk kehidupan bermasyarakat
         Kehidupan bermasyarakat di sekitar siswa juga berpengaruh terhadap belajar siswa. Masyarakat yang terdiri dari dari orang-orang yang tidak terpelajar, penjudi, suka mencuri dan mempunyai kebiasaan yang tidak baik, akan berpengaruh jelek kepada anak (siswa) yang berada disitu. Sebaliknya jika lingkungan anak adalah orang-orang terpelajar maka anak akan terpengaruh juga hal-hal yang dilakukan oleh orang-orang lingkungannya, sehingga akan berbuat seperti orang-orang yang ada di lingkungannya. Pengaruh itu dapat mendorong semangat anak/siswa untuk belajar lebih giat lagi.



Sumber  :
1.    Irzani, 2010,  Pembelajaran Matematika Panduan Praktis Untuk Pengajar SD & MI, Yogyakarta: Mandiri Graffindo Press.

2.   Slameto,  2010, Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi,  Jakarta: Rineka Cipta.

3.   Slameto, 2020, Belajar & Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi,  Jakarta: Rineka Cipta.



0 komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best CD Rates