Selasa, 15 Maret 2011

Cara Mengatasi Konflik

                                         Cara Mengatasi Konflik
Sebagaimana yang telah dikemukakan di atas bahwa konflik merupakan hal yang abnormal yang tejadi karena adanya perbedaan dan kesalahpahaman yang pada akhirnya secara langsung atau tidak langsung dapat mengganggu/mempengaruhi belajar siswa, maka konflik seperti ini harus segera di atasi. Menurut Susilo dalam Sukardi, bahwa proses bantuan untuk menghadapi konflik dapat dilakukan dengan cara:
a.    Menumbuhkan rasa percaya dan penerimaan; diluar hubungan menolong konflik sering terjadi karena komunikasi berlangsung tidak efektif. 0rang tidak mau mendengarkan orang lain dan hanya mau mempertahankan diri. Kondisi demikian tidak boleh terjadi dalam hubungan kita dengan dia di dalam intraksi menolong. Kita harus menumbuhkan rasa percaya dia bahwa kita adalah orang yang mau memahami dan terbuka serta tidak menghakimi siswa.
b.      Menumbuhkan kemampuan/kekuatan diri sendiri; kepercayaan yang timbul dalam diri orang yang kita tolong akan mengurangi rasa terancam yang sering ditimbulkan oleh konflik. Hal ini juga dimaksudakan untuk menumbuhkan rasa diri berharga, selama proses ini, masing-masing pihak perlu mendengarkan secara aktif masalah serta persepsi kedua pihak, sehingga permasalahannya menjadi jelas.
c.      Menemukan tujuan; kedua pihak membicarakan apa yang diharapkan untuk dicapai. Hendaknya kita tetap menghargai pandangan orang lain.
d.     Mencari alternatif-alternatif sesudah tujuan ditetapkan, perhatian selanjutnya diarahkan pada usaha pencarian kemungkinan-kemungkinan penyelesaian; carilah alternatif tanpa banyak diganggu oleh alternatif tersebut.
e. Memilih alternatif setelah memperoleh jalan keluar; kini perlu dilakukan seleksi dengan mempertimbangkan, (a) akibat terburuk apa yang akan terjadi bila menempuh alternatif ini, (b) akibat terbaik apa yang akan terjadi bila memilih alternatif ini, (c) akibat apa yang paling mungkin terjadi.
Disamping itu juga, bahwa cara menghadapi konflik adalah sebagai berikut: (1) mengetahui eksistensinya dan kemudian mengidentifikasi orang yang berhubungan dengannya, (2) menyelidiki pemikiran pihak lain guna mendapatkan kepastian siapa mereka itu dan janganlah beranggapan bahwa kita telah mengetahuinya, (3) usahakan untuk tidak menggunakan julukan yang ditujukan secara pribadi seperti menamakan orang lain, misalnya dengan sebutan badut.
Dengan demikian dalam mengatasi konflik, janganlah disimpan dan disembunyikan dalam hati, uraikan masalah tersebut pada orang lain, seperti: teman akrab, guru, orang tua, dan kepada siapapun yang kita percaya. Karena dengan begitu, hati akan merasa ringan serta dapat membantu dalam melihat persoalan dari segi yang lebih obyektif. Dengan demikian orang lain bisa ikut membantu memecahkan masalah tersebut.

0 komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best CD Rates