Bentuk-bentuk Penyesuaian Diri
Penyesuaian diri yang baik, yang selalu ingin diraih oleh setiap orang, tidak akan tercapai, kecuali bila kehidupan orang tersebut benar-benar dari terhindar tekanan, kegoncangan dan ketegangan jiwa yang bernacam-macam, dan orang tersebut mampu untuk menghadapi kesukaran dengan cara objektif serta berpengaruh bagi kehidupannya, serta menikmati kehidupannya dengan stabil, tenang, merasa senang, tertarik untuk bekerja, dan berprestasi.
Menurut Sobur (2003: 529) berbagai bentuk penyesuaian diri siswa yang besekolah sebagai kebutuhan remaja berkaitan kesehatan mental dapat dikelompokkan meliputi penyesuaian diri dalam peer, penyesuaian diri terhadap guru, dan penyesuaian diri terhadap orang tua.
1. Penyesuaian diri dalam kelompok (kelompok teman sebaya)
Kebutuhan akan adanya penyesuaian diri siswa dalam kelompok sebaya, muncul sebagai akibat adanya keinginan bergaul siswa dengan teman sebaya mereka. Dalam hubungan ini, siswa sering dihadapkan dalam penerimaan atau penolakan teman sebaya terhadap kehadirannya dalam pergaulan. Pada pihak siswa, hal penolakan “peer” merupakn hal yang sangat mengecewakan. Untuk menghindari kekecewaan itu remaja perlu sikap, perasaan, keterampilan-keterampilan perilaku yang menunjang penerimaan kelompok teman sebayanya (Sobur, 2003: 531).
2. Penyesuaian diri terhadap para guru
Penyesuaian diri siswa terhadap para guru timbul karena remaja dalam perkembangannya ingin melepaskan diri dari keterkaitan dengan orang tua, ingin mendapatkan orang dewasa lain yang dapat dijadikannya sahabat dan sebagai pembimbing. Bagi siswa berhubungan dengan guru sangat penting karena mereka dapat bergaul dengan harmonis dan matang. Ketidakmampuan siswa untuk menyesuaikan diri dapat menimbulkan kekecewaan karena siswa tersebut tidak dapat merealisasikan dorongan-dorongannya untuk menunjukkan kedewasaan bergaul dengan orang-orang dewasa. Penolakan orang dewasa terhadap keinginan siswa untuk bergaul dengan orang dewasa dapat menimbulkan perasaan rendah diri yang dapat mengganggu kesetabilan pribadi siswa yang bersangkutan (Sunarto, 2008: 235).
3. Penyesuaian diri terhadap orang tua
Penyesuaian ini dilatarbelakangi antara lain siswa yang ingin berkembang tanpa bergantung pada orang tuanya, ingin diakui sebagai individu yang mempunyai hak-hak sendiri, orang yang mampu memecahkan persoalan sendiri. Siswa tidak menyadari sepenuhnya adanya kebutuhan bantuan dari orang dewasa terutama orang tuanya. Orang tua dimata siswa merupakan yang membuat rintangan besar untuk mendapatkan pengakuan dan kemerdekaan. Orang tua yang selalu mengekang kebebasan siswa akan menimbulkan juga dampak kekecewaan bagi siswa tersebut, sehingga dapat menimbulkan perlawanan-perlawanan terhadap orang tua. Siswa dapat menyesuaikan hubungannya dengan orang tua, begitu juga orang tua menyadari pula kebutuhan siswa (Sunarto, 2008: 234)
Berdasarkan uraian di atas, dapat menarik kesimpulan dari berbagai penyesuaian diri pada siswa yang besekolah dapat dikelompokkan meliputi penyesuaian diri dalam peer, penyesuaian diri terhadap guru, dan penyesuaian diri terhadap hubungan dengan orang tua, dan jika terjadi ketidak sesuaian di ke tiga bentuk cara penyesuaian diri tersebut dapat menimbulkan kekecewaan dalam diri siswa.
Sobur :
1. Sobur A. 2003. Psikologi Umum. CV. PUSTAKA SETIA. Bandung.
2. Sunarto. 2008. Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: Rineka Cipta.
0 komentar:
Posting Komentar