Jumat, 25 Februari 2011

PERSEPSI

Pendahuluan

           Persepsi (perception) merupakan konsep yang sangat penting dalam psikologi, meski bukan dikatakan yang paling penting. Melalui persepsilah manusia memandang dunianya. Apakah dunia terlihat “berwarna” cerah, pucat, atau hitam, semuanya adalah persepsi manusia yang bersangkutan.
                                     
Pengertian   Persepsi
               Secara etimologis (asal usul kata), persepsi atau dalam bahasa inggris perception, berasal dari bahasa latin perceptio, dari percipere, yang artinya menerima atau mengambil. Persepsi (perception) dalam arti sempit ialah penglihatan, bagaimana cara seseorang melihat sesuatu, sedangkan dalam arti luas  ialah pandangan  atau pengertian, yaitu bagaimana seseorang memandang atau mengartikan sesuatu.” 
         Menurut Davito, persepsi adalah proses ketika kita menjadi dasar akan banyaknya stimulus yang mempengaruhi indra kita. Menurut Yusuf, persepsi sebagai ”pemaknaan hasil pengamatan. Menurut Gulo, persepsi adalah sebagai proses seseorang menjadi sadar akan segala sesuatu dalam lingkungannya melalui indra-indra yang dimilikinya.  Menurut Atkinson, persepsi adalah proses saat kita mengorganisasikan dan menafsirkan pola stimulus dalam lingkungan. Menurut Pareek, persepsi dapat didefinisikan sebagai proses menerima, menyeleksi, mengorganisasikan, mengartikan, menguji, dan memberikan reaksi kepada rangsangan pancaindra atau data.”

Dua komponen persepsi
Dalam proses persepsi, terdapat tiga komponen utama, yakni
1.         Seleksi adalah proses penyaringan oleh indra terhadap rangsangan dari luar, intensitas dan jenisnya dapat banyak atau sedikit.
2.         Interpretasi, yaitu proses pengorganisasikan informasi sehingga mempunyai arti bagi seseorang. Interpretasi dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti pengalaman masa lalu, sistem nilai yang dianut, motivasi, kepribadian, dan kecerdasan. Interpretasi juga bergantung pada kemampuan seseorang untuk mengadakan pengorganisasian informasi yang dianutnya, yaitu proses mereduksi informasi yang kompleks menjadi sederhana.
3.         Interpretasi dan persepi kemudian diterjemahkan dalam bentuk tingkah laku sebagai reaksi. Jadi, proses persepsi adalah melakukan seleksi, interpretasi, dan pembulatan terhadap informasu yang sampai.

Proses Persepsi
Proses persepsi antara lain;
1.      Proses penerimaan rangsangan
Menerima rangsangan atau data dari berbagai sumber. Kebanyakan data diterima melalui panca indra, kita melihat sesuatu, mendengar, mencium, merasakan, atau menyentuhnya, sehingga kita mempelajari segi-segi lain dari sesuatu itu.
Proses penyeleksi rangsangan
2.      Setelah diterima, rangsangan diseleksi atau data diseleksi. Demi menghemat perhatian yang digunakan, rangsangan-rangsangan itu disaring dan diseleksi untuk diproses lebih lanjut.
3.      Proses Pengorganisasian
Rangsangan yang diterima selanjutnya diorganisasikan dalam suatu bentuk. Ada tiga dimensi utama dalam pengorganisasian rangsangan, yakni ;
a)      Pengelompokan.
Ini dikelompokkan berdasarkan kesamaan, kedekatan dan ada suatu kecendrungan untuk melengkapi hal-hal yang dianggap belum lengkap.
b)      Bentuk timbul dan latar.
Dalam melihat rangsangan atau gejala, ada kecendrungan untuk memusatkan perhatian pada gejala-gejala tertentu yang timbul menonjol, sedangkan rangsangan atau gejala lainnya berada di latar belakang.
c)      Kemantapan persepsi. Kestabilan persepsi, dan perubahan-perubahan konteks tidak mempengaruhinya.

4.    Proses Penafsiran
        Persepsi memberikan arti pada berbagai data dan informasi yang diterima.
5.    Proses pengecekan
 Sesudah data diterima dan ditafsirkan, si penerima mengambil beberapa tindakan untuk mengecek apabila penafsirannya benar atau salah.
6.    Proses Reaksi
  Individu akan bertindak sehubungan dengan apa yang telah dicap. Hal ini biasanya dilakukan jika   seseorang berbuat sesuatu sehubungan dengan persepsinya.

Faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi
Di antara faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi adalah faktor internal dan  eksternal,.
1.   Faktor internal, meliputi
a)      Kebutuhan psikologis
Kebutuhan psikologis seseorang mempengaruhi persepsinya. Kadang-kadang, ada hal yang ”kelihatan” (misalnya sebenarnya tidak ada), karena kebutuhan psikologis. Misalnya, seseorang yang haus bisa melihat air dibanyak tempat, fatamorgana seperti biasa sekali yang terajdi dipadang pasir. 
b)      Latar belakang
Orang dengan latar belakang tertentu mencari orang-orang dengan latar belakang yang sama. Misalnya, seseorang yang mengalami pendidikan dalam suatu institut keguruan atau kesenian, lebih mendekati seseorang yang mempunyai pendidikan yang yang serupa, jika ia masuk  suatu organisasi dan berjumpa dengan dia.
c)      Pengalaman
Misalnya individu yang memiliki pengalaman menyenangkan, seperti mereka yang memiliki  lama bekerka di bidang pendidikan, mungkin akan tertatarik kepada seseorang jika mereka melihat adanya sifat pendidik dalam orang individu lainnya.
d)     Kepribadian. Individu yang introvert (cendrung menyendiri) mungkin akan tertarik kepada orang-orang yang serupa atau sama sekali berbeda.
e)      Penerimaan diri.
f)       Individu yang memiliki sikap penerimaan diri lebih cepat menyerap seseuatu dari pada mereka yang cendrung kurang ikhlas menerima realitas mereka.
g)      Perhatian.
Biasanya kita tidak menangkap seluruh rangsang yang ada disekitar kita sekaligus, tetapi kita memfokuskan perhatian kita pada satu atau dua obyek saja. Perbedaan fokus antara satu orang dengan orang lainnya.

2.   Faktor External
a)      Intensitas. Pada umumnya, rangsangan yang lebih intesif (sering0, mendapatkan lebih banyak tanggapan daripada rangsangan yang kurang intens.
b)      Ukuran. Benda-benda yang lebih besar, lebih menarik perhatian,  dan barang yang lebih besar cepat dilihat.
c)      Kontras. Biasanya, hal-hal lain dari yang  luar biasa akan cepat menarik perhatian.
d)     Gerakan. Hal-hal yang bergerak lebih menarik perhatian daripada hal-hal yang diam.
e)      Pengulangan. Biasanya hal-hal yang berulang dapat menarik perhatian.
      Keakraban. Hal-hal yang akrab atau dikenal lebih menarik perhatian. Misalnya, di negara Asing yang tidak terdapat banyak orang dari bangsa kita, kita akan segera tertarik oleh bentuk wajah yang kita kenal jika kita melihat seseorang dari negara lain.
     Sesuatu yang baru. Hal-hal yang baru, menarik perhatian. Jika orang sudah biasa dengan karangka yang sudah biasa, dengan karangka yang sudah dikenal, sesuatu yang baru menarik perhatian.


Prinsip-prinsip dalam pesepsi

1.      Wujud dan latar.
Obyek-obyek yang kita amati di sekitar kita selalu sebagai latar sebagai wujud  (”figure’)  dengan hal-hal lainnya sebagai latar (”ground”).  Misalnya kalau kita  melihat sebuah meja dalam kamar,  maka meja itu akan tampil sebagai wujud  dan benda-benda lainnya di kamar itu akan menjadi latar, kalau kita mendengarkan lagu, maka suara penyanyinya akan tampil sebagai wujud dan iringan sebagai latar.
2.      Pola pengelompokan.
Hal-hal tertentu cendrung kita kelompok-kelompokkan dalam persepsi kita, pola pengelompokan itu mengikuti prinsip kedekatan, kesamaan dan kalangsungan.     

Sumber  :
1.   Ahmadi, Abu, 1998, Psikologi Umum, Jakarta : Rineka Cipta
2.   Bimo Walgito, 2004, Pengantar Psikologi Umum, Yogyakarta : Andi Offset
3.   Sarwono, Wirawan, sarlito, 2000, Pengantar Umum Psikologi, Jakarta : Bulan Bintang
4.   Sobur, Alex, 2009, Psikologi Umum, Bandung : Pustaka Setia

0 komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best CD Rates