Kamis, 24 Februari 2011

PENYESUAN DIRI

            Penyesuaian diri adalah suatu proses dinamik terus menerus yang bertujuan untuk mengubah kelakuan guna mendapatkan hubungan yang lebih serasi antara diri dan lingkungan.  Penyesuian diri adalah mengubah diri sesuai dengan lingkungan, tetapi juga mengubah lingkungan sesuai dengan keadaan (keinginan) diri. Penyesuai diri adalah interaksi Anda yang kontinyu dengan diri Anda sendiri, dengan orang lain, dan dengan dunia Anda.
           Penyesuaian diri adalah kemampuan untuk membuat hubungan yang memuaskan antara orang dan lingkungannya. Lingkungan itu mencakup tiga segi yakni lingkungan alam, lingkungan sosial dan manusia sendiri.
            Bagaimanakah individu itu berhubungan dengan lingkungannya. Ada empat jenis hubungan antara individu dan lingkungan, yaitu :
1.      Individu dapat bertentangan dengan lingkungan,
2.      Individu dapat menggunakan lingkungannya,
3.      Individu dapat berpartisipasi (ikut serta) dengan lingkungannya,
      Individu dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya.
Bentuk penyesuian diri
Bentuk-bentuk penyesuaian diri diklasifikasikan dalam dua kelompok yakni  ;
1.    Yang adaptive
       Bentuk penyesuaian diri yang adaptive sering dikenal dengan istilah adaptasi. Bentuk penyesuaian diri ini lebih bersifat badani. Artinya, perubahan-perubahan dalam proses badani untuk menyesuaikan diri terhadap keadaan lingkungan. Misalnya, berkeringat adalah usaha tubuh untuk mendinginkan tubuh dari suhu panas atau dirasakan terlalu panas. Di tempat-tempat yang dingin, kita sebaiknya harus berpakaian tebal agar tubuh menjadi hangat.
2.    Yang adjustive
    Bentuk penyesuaian diri, berkaitan dengan kehidupan psikis kita, biasanya disebut sebagai bentuk penyesuaian yang adjustive.  Misalnya, jika kita harus pergi ke tetangga atau teman yang tengah berduka cita karena kematian salah seorang anggota keluarganya, mungkin sekali wajah kita dapat diatur sedemikian rupa, sehingga menampilkan wajah duka, sebagai tanda ikut menyesuaikan terhadap suasana sedih dalam keluarga tersebut.

Reaksi-reaksi penyeseuain diri
          Reaksi-reaksi penyesuaian diri , dalam menghadapi marah, kecewa, atau tidak puas.  Beberapa kekecewaan mungkin mengahsilkan reaksi-reaksi penyesuaian yang lunak, reaksi-reaksi lain yang mungkin ekstrim dan emosiaonal. Intensitas penyesuaian tertentu pada umumnya tergantung pada faktor tipe kegiatan kekecewaan dan pengalaman sebelumnya dari orang yang kecewa.

Rekasi orang-orang yang berupaya menanggulangi kekecewaan adalah ;
1.    Rasionalisme (rasionalization)
Ini terjadi bila seorang individu berupaya memberi penjelasan yang menyenangkan (rasional), terhadap tindakannya.  Misalnya, Ibu memukul anaknya, si Ibu memberikan alasan bahwa hal itu dilakukannya untuk mendidiknya/supaya anak di waktu yang akan datang bisa bertingkah laku lebih baik.

2.     Kompensasi (Compensation)
       Usaha untuk menutupi kelemahan di salah satu bidang dengan membuat prestasi yang tinggi dibidang lain. Dengan demikian, ia terhindar  dari ejekan atau rasa rendah diri. Misalnya, seorang gadis yang kurang cantik, tidak berhasil menarik perhatian orang, tetepai ia belajar tekun sekali sehingga walaupun ia gagal menarik perhatian orang dengan kecantikannya, ia tetap memperoleh kepuasan karena orang mengagumi kepandaiannya.

3.     Negativisme (negativisme)
      Negativisme adalah suatu reaksi yang dinyatakan sebagai perlawanan bawah sadar pada orang-orang atau objek lain.

4.    Kepasrahan (Resignation)
        Kepasrahan adalah istilah psikologi yang umumnya merujuk pada suatu tipe kekecewaan mendalam yang sangat kuat, yang ada kalanya dialami oleh individu-individu. Kondisinya dapat dinyatakan sebagai keadaan menyerah, menarik diri dan keterlibatan seseorang dengan suatu keadaan khusus. Misalnya, seornag siswa yang harus menyelesaikan tugas, yang harus sudah selesai dalam waktu 1 hari, kemudian mengalami kendala dan kesukaran, sehingga siswa ini menyerah dan tidak menyelesaikan tugasnya.

5.    Pelarian  (flight)
        Pelarian yakni melarikan diri dari situasi khusus yang menyebabkan kekecewaan atau kegelisahan, berupa  mengambil suatu pekerjaan baru sebagai sarana untuk melarikan diri dari pekerjaan yang sekarang, lari dari rumah, bahkan meminum obat-obatan yang melebihi dosis.






Faktor Mempengaruhi Proses Penyesuaian Diri
Faktor-faktor yang  mempengaruhi proses penyesuaian diri
1.    Kondisi Jasmaniah
   Karena struktur jasmaniah merupakan kondisi primer bagi tingkah laku maka dapat diperkirakan bahwa system saraf, kelenjar, dan otot merupakan factor yang penting bagi proses penyesuaian diri. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa gangguan-gangguan dalam system saraf, kelenjar, dan otot dapat menimbulkan gejala-gejala gangguan mental, tingkah laku, dan kepribadian.Dengan demikian, kondisi system-sistem tubuh yang baik merupakan syarat bagi tercapainya proses penyesuaian diri yang baik.

2.     Perkembangan, Kematangan, dan Penyesuaian Diri

Dalam Proses perkembangan, respon anak berkembang dari respon yang bersifat instinktif menjadi respon yang diperoleh melalui belajar dan pengalaman. Dengan bertambahnya usia perubahan dan perkembangan respon, tidak hanya melalui proses belajar saja melainkan anak juga menjadi matang untuk melakukan respon dan ini menentukan pola-pola penyesuaian dirinya.
       Sesuai dengan hukum perkembangan, tingkat kematangan yang dicapai berbeda antara individu yang satu dengan yang lainnya, sehingga pencapaian pola-pola penyesuaian diri pun berbeda pula secara individual. Dengan kata lain, pola penyesuaian diri akan bervariasi sesuai dengan tingkat perkembangan dan kematangan yang dicapainya. Disamping itu, hubungan antara penyesuaian dengan perkembangan dapat berbeda menurut jenis aspek perkembangan yang dicapai. Kondisi-kondisi perkembangan mempengaruhi setiap aspek kepribadian seperti: emosional, social, moral, keagamaan, dan intelektual. Dalam fase tertentu salah satu aspek mungkin lebih penting daripada kematangan social, dan kemtangan social merupakan yang terpenting dalam penyesuaian diri. Contohnya adalah banyak orang yang telah mengetahui bahwa menolong itu baik, tetapi mereka banyak yang tidak melakukannya
Bentuk penyesuaian diri siswa
Berbagai penyesuaian diri pada siswa yang bersekolah sebagai kebutuhan remaja berkaitan kesehatan mental menurut dapat dikelompokkan meliputi penyesuaian diri dalam peer (kelompok), penyesuaian diri terhadap guru, dan penyesuaian diri terhadap hubungan orang tua.

a.    Penyesuaian diri dalam peer (kelompok teman sebaya)

Kebutuhan akan adanya penyesuaian diri siswa dalam kelompok sebaya, muncul sebagai akibat adanya keinginan bergaul siswa dengan teman sebaya mereka. Dalam hubungan ini, siswa sering dihadapkan dalam penerimaan atau penolakan teman sebaya terhadap kehadirannya dalam pergaulan. Pada pihak siswa, hal penolakan ”peer” merupakan hal yang sangat mengecewakan. Untuk menghindari kekecewaan itu remaja perlu sikap, perasaan, keterampilan-keterampilan perilaku yang menunjang penerimaan kelompok teman sebayanya.
b.    Penyesuaian diri terhadap para guru

Penyesuaian diri siswa terhadap para guru timbul karena remaja dalam perkembangannya ingin melepaskan diri dari keterikatan dengan orang tua, ingin mendapatkan orang dewasa lain yang dapat dijadikannya sahabat dan sebagai pembimbing.
Bagi siswa berhubungan dengan guru sangat penting karena mereka dapat bergaul secara harmonis dan matang. Ketidakmampuan siswa menyesuaikan diri dapat menimbulkan kekecewaan karena siswa tersebut tidak dapat merealisasikan dorongan-dorongannya untuk menunjukkan kedewasaan begaul dengan orang-orang dewasa. Penolakan orang dewasa terhadap keinginan siswa untuk bergaul dengan orang dewasa dapat menimbulkan perasaan rendah diri yang dapat mengganggu kestabilan pribadi siswa yang bersangkutan.
c.     Penyesuaian diri dalam hubungan orang tua

Penyesuaian ini dilatarbelakangi antara lain siswa yang ingin berkembang tanpa tergantung pada orang tuanya, ingin diakui sebagai individu yang mempunyai hak-hak sendiri, orang yang mampu memecahkan persoalan sendiri. Orang tua yang selalu mengekang kebebasan siswa akan menimbulkan juga dampak kekecewaan bagi anak, sehingga dapat menimbulkan perlawanan-perlawanan terhadap orang tua. Anak yang dapat menyesuaikan hubungannya dengan orang tua, biasanya terlihat dari hubungan yang harmonis. Anak  menyadari keinginan orang tua, begitu pula orang tua berusaha menyadari pula kebutuhan anaknya.

   Mengapa membutuhkan penyesuaian diri
            Untuk memenuhi kebutuhan pokok dan kebutuhan pribadi, maksudnya berarti bahwa penyesuaian diri adalah suatu keharusan. Orang harus menyesuaikan gaya hidupnya sedemikian rupa sehingga dapat memanfaatkan atau melindungi diri terhadap akibat dari perubahan-perubahan, memenuhi keperluan, hasrat, dan keinginan kita, serta tuntutan wajar dari lingkungan secara semestinya dan semakin mendekatkan kepada tujuan dan maksud sebenarnya dari hidup ini.  tersebut.



1 komentar:

Unknown mengatakan...

saran saya tolong di perbanyak dan diperlengkap pembahasanya

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best CD Rates