Motif dalam bahasa Inggrisnya ”motive”berasal dari kata ”motion” yang berarti gerakan/sesuatu yang bergerak. Jadi istilah motif pun erat hubungannya dengan ”gerak” yaitu dalam hal ini gerakan yang dilakukan oleh manusia/disebut juga perbuatan atau tingkah laku. Motif dalam psikologi berarti rangsangan, dorongan, hasrat, keinginan, dan tenaga penggerak lainnya, yang berasal dari dalam dirinya, untuk melakukan sesuatu dan memberikan tujuan serta arah atau pembangkit tenaga bagi terjadinya suatu tingkah laku.
Istilah motivasi berasal dari bahasa latin yaitu ”movere” yang berarti bergerak, yang maksdnya menunjuk pada alasan tertentu mengapa sesuatu bergerak. Motivasi merupakan istilah yang lebih umum, yang menunjuk kepada seluruh proses gerakan itu, termasuk situasi yang mendorong, dorongan yang timbul dalam diri individu, tingkah laku yang ditimbulkan oleh situasi tersebut dan tujuan. Motivasi dapat diartikan sebagai kekuatan (energi) seseorang yang dalam melaksanakan suatu kegiatan, baik yang bersumber dari dalam diri individu itu sendiri (motivasi intrinsik) maupun dari luar individu (motivasi ekstrinsik).
Motivasi adalah suatu cara yang menjelaskan bagaimana orang menanggapi suatu keadaan, bagaimana mereka secara langsung berperilaku atau bertingkah laku dalam menanggapi sebuah kejadian, dan yang menghasilkan sutau intensitas, arah, dan ketekunan dalam usaha untuk mencapai tujuan yakni sebagai suatu pendorong yang mengubah energi dalam diri seseorang ke dalam bentuk aktivitas nyata. Motivasi mengungkapkan bahwa perilaku terjadi karena adanya motivasi atau dorongan (drive) yang mengarahkan individu untuk bertindak sesuai dengan kepentingan atau tujuan yang ingin dicapai. Dorongan diaktifkan oleh adanya kebutuhan (need), tetapi juga karena adanya faktor belajar.
Faktor dorongan ini dikonsepsikan sebagai kumpulan energi yang dapat mengaktifkan tingkah laku dimana timbulnya menurut fungsi dari tiga hal yaitu : kekuatan dari dorongan yang ada pada individu; kebiasaan yang didapat dari hasil belajar; serta interaksi antara keduanya. Motivasi sebagai penyebab dari timbulnya perilaku dan mempunyai 3 (tiga) karakteristik, yaitu :
(a) Intensitas; menyangkut lemah dan kuatnya dorongan sehingga menyebabkan individu berperilaku tertentu;
(b) Pemberi arah; mengarahkan individu dalam menghindari atau melakukan suatu perilaku tertentu; dan
(c) Persistensi atau kecenderungan untuk mengulang perilaku secara terus menerus.
Penyebab Tingkah laku
Setiap tingkah laku/tindakan manusia merupakan buah hasil dari hubungan dinamika timbal-balik antara tiga faktor. Ketiga-tiganya memainkan peranan dalam melahirkan tindakan manusia, walaupun dalam tindakan, faktor yang satu lebih besar peranannya dibandingkan faktor yang lain. Ketiga faktor itu yakni ;
1. Dorongan Spontan Manusia
Pada setiap orang, terdapat kecendrungan yang bersifat spontan. Artinya, dorongan ini timbul dengan sendirinya dan tidak tidak ditimbulkan manusia dengan sengaja. Dorongan semacam ini bersifat alamiah dan bekerja ototamis. Misal, dorongan seksual, nafsu makan, kebutuhan akan tidur.
2. Ke-akuan sebagai Inti-pusat kepribadian Manusia
Suatu doorngan yang secara spontan ”terjadi” pada diri manusia dapat ia jadikan miliknya sendiri, kalau ia menanggapi dorongan itu secara positif. Ia mengiyai, menyetujui dorongan itu. Kalau, ke-aku-an manusia, pusat kebebasan itu, dengan tahu dan mau, mengambil bagian dalam ”kejadian” itu.
3. Situasi atau lingkungan hidup
Tindakan dan perbuatan manusia itu tidak terlepas dari dunia sekitarnya. Tentu saja akulah yang melakukan perbuatan tertentu untuk melaksanakan rencanaku (faktor keakuan), tetapi rencana itu kuterima tidak hanya dari dorongan-dorongan spontan yang ada padaku (faktor naluri), tetapi juga dari perangsang-perangsang yang berasal dari dunia sekitarku (lingkungan).
Jenis motif
Hirarki (tingkatan) kebutuhan manusia adalah ;
1. Kebutuhan-kebutuhan yang bersifat fisiologik ;
Kebutuhan untuk mempertahankan kehidupannya secara fisik, yaitu kebutuhan makanan, minuman, tempat berteduh, seks, tidur dan oksigen.
2. Kebutuhan akan rasa aman (safety needs)
Ini meliputi keamanan jiwa, yakni meliputi kebutuhan akan keamanan kerja, kemerdekaan dari rasa takut ataupun tekanan, kebutuhan perlindungan, hukum, kebebasan, dan rasa takut dan kecemasan
3. Kebutuhan cinta dan memiliki-dimiliki (belongingness and loveneeds)
Kita semua membutuhkan rasa diingini dan diterima oleh orang lain, melalui berteman, berkeluarga, berorganisasi.
4. Kebutuhan akan penghargaan (esteem needs)
Pemenuhan kebutuhan penghargaan menjurus pada kepercayaan terhadap diri sendiri dan perasaan diri berharga. Kebutuhan penghargaan itu dalam dua jenis, yakni pertama, penghargaan yang didasarkan atas respek terhadap kemampuan, kemandirian, dan perwujudan kita sendiri, kedua, penghargaan yang didasarkan atas penilaian orang lain.
5. Kebutuhan akan aktualisasi diri (self-actualization needs)
Kebutuhan aktualisasi diri timbul pada seseorang jika kebutuhan-kebutuhan lainnya tekah terpenuhi.
Aktualisasi sebagai hasrat untuk menjadi diri sendiri sepenuh kemampuannya sendiri, menjadi apa saja menurut kemampuannya. Aktualisasi diri adalah kebutuhan naluriah pada manusia untuk melakukan yang terbaik dari yang dia bisa. Ia tidak lagi menempatkan keberhasilan dari pekerjaannya kepada ukuran yang biasanya berlaku, yakni penghasilan yang diperoleh dari hasil sebuah kerja. Ukurannya menjadi berubah sesuai dengan nilai-nilai kehidupan yang dianut dan difahami oleh dirinya.ktualisasi diri juga dapat diartikan bagaimana kita mengembangkan kekuatan diri kita sendiri.
Klasifikasi Motif
Para ahli psikologi berusaha mengklasifikasikan atau menggolong-golongkan motif yang ada dalam diri manusia atau suatu organisme ke dalam beberapa golongan, antara lain ;
1. Motif primer dan motof sekunder.
Suatu motif disebut motif primer tergantung pada keadaan organik (fisiologis)individu, , memiliki tujuan untuk menjaga keseimbangan, yang termasuk dalam golongan motif primer adalah motif lapar, haus, seks, bernafas, dan istrihat dan ini merupakan bawaan dan tidak dipelajari, artinya tidak ada pengalaman yang mendahuluinya. Contoh, motif haus, begitu anak dilahirkan, tidak perlu diajarkan oleh ibunya, dan tanpa pengalaman sebelumnya, dia dapat merasakan haus.
Suatu motif disebut motif sekunder adalah semua motif yang tidak langsung pada keadaan organisme individu, tidak berhubungan dengan keadaan fisiologis manusia dan sangat tergantung pada pengalaman. Bayi yang baru saja dilahirkan, jelas tidak mempunyai motif sekunder, karena ia ia belum mempunyai pengalaman apapun. Makin bertambah usia seseorang, yang berarti makin bertambah pengalamannya, makin bertambah pula hal-hal yang ia pelajari, berarti makin banyak ia mempunyai motif sekunder.
2. Motif Intrinsik dan motif ekstrinsik
Motif Intrinsik, yaitu motif-motif yang dapat berfungsi tanpa harus dirangsang dari luar. Dalam diri individu sendiri, memang telah ada dorongan itu. Misalnya, orang yang gemar membaca tanpa ada yang mendorongnya, ia akan mencari sendiri buku-buku untuk dibacanya, orang rajin dan bertanggung jawab tanpa menunggi komando, sudah belajar dengan sebaik-baiknya.
Motif ekstrinsik ialah motif-motif yang berfungsi karena ada perangsang dari luar. Misalnya, seseorang melakukan sesuatu karena untuk memenangkan hadiah yang khusus ditawarkan untuk perilaku tersebut.
3. Motif tunggal dan motif bergabung
Motif bergabung, yakni motif yang tujuannya lebih dari satu, misalnya membaca artikel tertentu yang berhubungan dengan tugas mata kuliah atau pekerjaan kantor kita.
Motif tunggal, yakni motif yang tunggal, dan tidak memiliki motif yang lainnya.
4. Motif mendekat dan motif menjauh
Motif mendekat adalah bila reaksi terhadap stimulus yang datang bersifat mendekati stimulus, yang disebut stimulus positif. Sedangkan motif menjauh adalah stimulus yang menimbulkan respon menjauh, yang disebut juga stimulus negatif. Misalnya, motif lapar, orang yang berada dalam keadaan lapar diberi stimulus makanan secara spontan, ia akan mendekat, serta menimbulkan nafsu untuk memakannya. Namun, jika berdasarkan pengalamannya ternyata makanan yang disediakan tersebut dapat menyebabkan kambuhnya suatu penyakit yang dideritanya, ia akan menjauh.
5. Motif sadar dan motif tak sadar.
Motif tak sadar : apabila seseorang yang bertingkah laku tertentu, namun orang tersebut tidak bisa mengatakan alasannya.
Dalam kehidupan sehari-hari, ternyata tidak semua tingkah laku selalu disadari motifnya. Kadang manusia bertingkah laku, misalnya takut, namun tidak ia mengerti mengapa ia takut. Pada umunya tingkah laku Abnormal Menurut Ahli, misal, fobia, digerakkan oleh motif-motif tak sadar.
Motif sadar apabila seseorang yang bertingkah laku tertentu, dan mengerti alasannya berbuat demikian.
6. Motif Biogenetis, Sosiogenetis dan Teogenetis
Motif Biogenetis yakni merupakan motif yang berasal dari kebutuhan organsime orang demi kelanjutan kehidupannya secara biologi, dan ini kurang terikat pada lingkungan kebudayaan dimana mereka tinggal. Misal, rasa lapar, haus, kebutuhan akan istirihat, dll.
Motif sosioogenetis yakni motif-motif yang dipelajari orang berasal dari lingkungan kebudayaan itu berada dan berkembang.
Motif Teogenetis yakni motif ini berasal dari interaksi antara manusia dan Tuhan.
Sumber :
1. Sarwono, Wirawan, sarlito, 2000, Pengantar Umum Psikologi, Jakarta : Bulan Bintang
2. Sobur, Alex, 2009, Psikologi Umum, Bandung : Pustaka Setia
0 komentar:
Posting Komentar