Sabtu, 26 Februari 2011

INTELEGENSI

Pengertian  Intelegensi

             Perkataan inteligensi dari kata Latin yaitu “intelligere” yang berarti mengorganisasikan, menghubungkan  atau menyatukan satu dengan yang lain (to organize, to relate, to bind together). Menurut David Wechsler, inteligensi adalah sebagai kumpulan atau totalitas kemampuan individu untuk bertindak dengan tujuan tertentu atau secara terarah, berpikir secara rasional, dan menghadapi lingkungannya secara efektif. Menurut Terman, intelegensi sebagai kemampuan untuk berpikir abstrak. Menurut Ebbinghaus, Integensi adalah sebagai kemampuan untuk membuat kombinasi.
             Alfred Binet   merupakan tokoh printis pengukuran intelegensi, menjelaskan bahwa inteligensi merupakan:
1.      Kemampuan mengarahkan pikiran atau mengarahkan tindakan, artinya individu mampu menetapkan tujuan untuk dicipainya (goal-setting)
2.      Kemampuan untuk mengubah arah tindakan bila dituntut demikian, artinya individu mampu melakukan penyesuian diri dalam lingkungan tertentu (adaptasi).
3.      Kemampuan untuk mengkritik diri sendiri atau melakukan autokritik, artinya individu mampu melakukan perubahan atas kesalahan-kesalahan yang telah diperbuatnya atau mampu mengevaluasi dirinya sendiri secara objektif.

Edward Lee Thorndoke memformulasikan teori tentang inteligensi menjadi tiga bentuk kemampuan, yaitu:
1. Kemampuan abstraksi yaitu bentuk kemampuan individu untuk bekerja dengan menggunakan gagasan dan simbol-simbol
2.  Kemampuan mekanika, yaitu suatu kemampuan yang dimiliki individu untuk bekerja dengan menggunakan alat-alat mekanis dan kemampuan untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan yang memerlukan aktivitas gerak (sensory motorik) dan,
3.    Kemampuan sosial, yaitu suatu kemampuan untuk menghadapi orang lain di sekitar diri sendiri dengan menggunakan cara-cara yang efektif.
4.    Kemampuan mengarahkan pikiran atau mengarahkan tindakan, artinya individu mampu menetapkan tujuan untuk dicipainya (goal-setting)
5.  Kemampuan untuk mengubah arah tindakan bila dituntut demikian, artinya individu mampu melakukan penyesuian diri dalam lingkungan tertentu (adaptasi).
6.  Kemampuan untuk mengkritik diri sendiri atau melakukan autokritik, artinya individu mampu melakukan perubahan atas kesalahan-kesalahan yang telah diperbuatnya atau mampu mengevaluasi dirinya sendiri secara objektif.

Edward Lee Thorndoke memformulasikan teori tentang inteligensi menjadi tiga bentuk kemampuan, yaitu:
1. Kemampuan abstraksi yaitu bentuk kemampuan individu untuk bekerja dengan menggunakan gagasan dan simbol-simbol
2.  Kemampuan mekanika, yaitu suatu kemampuan yang dimiliki individu untuk bekerja dengan menggunakan alat-alat mekanis dan kemampuan untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan yang memerlukan aktivitas gerak (sensory motorik) dan,
3.   Kemampuan sosial, yaitu suatu kemampuan untuk menghadapi orang lain di sekitar diri sendiri dengan menggunakan cara-cara yang efektif.
Konsepsi-konsepsi mengenai intelegensi yang bersifat faktor
1).  Teori Spearman
                   Intelegensi itu mengandung dua macam faktor, yakni faktor umum  (general) dan faktor khusus. Faktor umum yang dilambangkan dengan huruf g, yang faktor ini terdapat pada semua pada semua individu akan tetapi berbeda satu sama lain, dan faktor g tergantung kepada dasar (bawaan).  Faktor Khusus dilambangkan dengan huruf s, hanya merupakan faktor yang bersifat khusus, yaitu mengenai bidang-bidang tertentu saja, dan faktor s dipengaruhi oleh lingkungan (pendidikan dan pengalaman). Jadi kalau pada seseorang faktor s dalam bidang tertentu dominan, maka orang itu akan menonjol dalam bidang tersebut.
                      Faktor khusus/kemampuan khusus yakni  adalah kemampuan dalam bidang-bidang tertentu, misalnya dalam bidang perdagangan, bidang ilmu pasti, bahasa, dan sebagainya, dan juga kemampuan-kemampuan tertentu seperti kemampuan analisa, kemampuan mensintesakan atau mengorganisasikan fakta, daya ingatan, inisiatif, kreativitas dan sebagainya.
                Faktor umum/Kemampuan umum  adalah mendasari kemampuan-kemampuan khusus, tetapi ia bukan merupakan kumpulan, gabungan atau penjumlahan kemampuan-kemampuan khusus belaka, melainkan merupakan kualitas sendiri. Dua orang yang  sama cerdasnya, dapat menjadi ahli dalam dua bidang yang berbeda, misalnya syang seorang  menjadi ahli ilmu pasti dan yang lain menjadi ahli bahasa, hal mana sangat dipengaruhi oleh pengalaman, minat dsn kesempatan pada tiap-tiap orang itu.
 2).  Teori Thomson
         Menuurtnya faktof g itu tidak ada, yang ada hanyalah beberapa macam faktor khusus yakni faktor s, dan ini tergantung kepada pendidikan.
3).   Teori Crill Burt
        Menurutnya, disamping orang memeiliki faktor umum (g) dan faktor khusus (s), masih terdapat faktor yang lain lagi, yaitu cammon factor atau merupakan faktor sesuatu kelompok kemampuan tertentu (dilambangkan dengan huruf c), misalnya cammon factor dalam hal bahasa, dan matematika.
 4).  Teori Thurstone
       Intekegensi  itu mengandung faktor c, yang berfungsi pada sejumlah tingkah laku, dan faktor s yang jumlah banyak sekali, dan tidak mengakuai adanya faktor g. Adapun fakto c banyaknya ada 7 yakni, faktor ingatan, verbal, bilangan, kleancaran kata-kata, penalaran, persepsi, dan ruang. 

Raymond Bernad Cattel mengklasifikasikan kemampuan mental menjadi dua macam, yaitu :
1).  Inteligensi fluid (gf) yang merupakan faktor bawaan bilogis (keturunan).
      Inteligensi fluid  lebih merupakan kemampuan bawaan yang diperoleh sejak kelahirannya dan lepas dari pengaruh pendidikan dan pengalaman. Intelegensi ini dapat dipandang sebagai faktor yang tak terbentuk, mengalir ke dalam berbagai kemampuan intelektual individu. Menurut inteligensi fluid  cendrung tidak berubah setelah usia 14 tahun atau 15 tahun.
2). Inteligensi Crystallized (gc) yang merefleksikan adanya pengaruh pengalaman, pendidikan dan kebudayaan dalam diri seseorang. Intelegensi Crystallized ini dapat dipandang sebagai endapan pengalaman yang terjadi sewaktu inteligensi fluid bercampur dengan apa yang disebut inteligensi budaya. Intelegensi Crystallized akan meningkat kadarnya dalam diri seseorang seiring dengan bertambahnya pengetahuan, pengalaman dan ketrampilan-ketrampilan.


Delapan Teori  Kecerdasan

Teori kecerdasan yang saat ini menjadi acuan dalam mengembangkan potensi anak adalah teori kecerdasan Howard Gardner yang merumuskan teori Inteligensi Gandanya, dan memunculkan 8 macam kecerdasan yang menurutnya bersifat universal, 8 macam  kecerdasan tersebut antara lain, yakni ;
1.   Kecerdasan Linguistik.
Menunjukkan kemampuan anak dalam mengolah bahasa, membuat suatu kalimat, mudah memahami kata-kata, dan mengubah kata-kata (bahasa) menjadikannya sesuatu yang indah. Anak-anak yang memiliki kecerdasan linguistik ini bisa kita lihat dari penyair, penulis novel dan karya sastra yang terkenal seperti Chairil Anwar,  Rendra, dan yang lainnya.
2.   Kecerdasan Matematik-Logis.
  Kemampuan menggunakan angka dengan baik (misalnya ahli matematika, uakuntan pajak, ahli statistik) dan melakukan  penalaran yang benar (misalnya, sebagai ilmuan, pemrograman komputer, atau ahli logika). Individu yang memiliki kecerdasan ini akan menunjukkan kemampuan dalam pemecahan masalah-masalah yang berkaitan dengan angka-angka, dan pemikiran logis.
3.   Kecerdasan spasial.
Kemampuan mempersepsi dunia spasial (bentuk)—visual (secara akurat (misalnya sebagai pemburu, pramuka, pemandu) dan mentranformasikan persepsi dunia spasial-visual tersebut (dekorator interior, arsitek, seniman atau penemu).
Kecerdasan ini meliputi kepekaan pada warna, garis bentuk, ruang, dan hubungan antar unsur tersebut. Kecerdasan ini meliputi kemampuan membayangkan, mempersentasikan ide secvara visual atau spasial, dan mengorentasikan diri secara tepat.
 4.  Kecerdasan kinestetik-Jasmani.
Keahlian menggunakan seluruh tubuh untuk mengekspresikan ide dan perasaan (misalnya, orator, sebagai aktor, pemain pantonim, atlet, atau penari) dan ketrampilan menggunakan tangan untuk menciptakan atau mengubah sesuatu (misalnya sebagai pengrajin, pematung, ahli mekanik, dokter bedah). Kecerdasan ini meliputi kemampuan-kemampuan fisik yang spesifik, seperti kordinasi, keseimbangan, ketrampilan, kekuatan, kelenturan, dan kecepatan menerima rangsangan dan hal yang berkaitan dengan sentuhan.
5.   Kecerdasan Musikal.
 Kemampuan untuk menangani, mengembangkan, mengekspresikan dan menikmati bentuk-bentuk musikal, dengan cara mempersepsi (misalnya, sebagai penikmat musik), mengubah (misalnya, sebagai kompuser) dan mengekspresikan (misalnya, sebagai penyanyi). Kecerdasan ini meliputi kepekaan pada irama,  melodi, dan dan warna nada atau warna suara lagu.
6.      Kecerdasan Interpersonal.
Kemampuan  mempersepsi dan membedakan suasana hati, maksud, motivasi, serta perasaan orang lain. Keceradasan ini meliputi kepekaan pada ekspresi wajah, suara, gerak-isyarat; kemampuan membedakan berbagai macam tanda interpersonal, dan kemampuan menanggapi secara efektif tanda tersebut dengan tindakan pragmatis tertentu (misalnya, mempengaruhi orang lain seperti yang dimiliki oleh seserang motivator dan fasilitator).
7.   Kecerdasan intrapersonal.
Kemampuan memahami diri sendiri dan bertindak berdasarkan pemahaman tersebut. Kecerdasan ini meliputi kemampuan memahami diri yang akurat (kekuatan dan keterbatasan diri); keasadaran akan suasana hati, maksud, motivasi, tempramen, dan keinginan, serta kemampuan berdisiplin diri, memahami dan menghargai diri. 
8.   Intelegensi naturalis.
Keahlian mengenali dan mengategorikan spesies-flora dan fauna-di lingkungan sekitar. Kecerdasan ini meliputi kepekaan pada fenomena alam lainnya (misalnya, awan dan gunung-gunung) dan bagi mereka yang dibesarkan di lingkungan perkotaan.

Pengukuran Intelegensi
Untuk dapat mengetahui taraf intelegensi seseorang, orang menggunakan tes intelegensi. Dengan tes intelgensi diharapkan orang akan dapat mengungkap intelegensi seseorang, dan akan dapat diketahui tentang keadaan tarafnya. Hasil pengukuran intelegensi biasanya dinyatakan dalam suatu ukuran tertentu yang dapat menyatakan tinggi-rendahnya intelegensi yang dikukur, yaitu IQ (singkatan dari istilah bahasa inggris “Inteleligence Queotient” yang berarti “hasil bagi taraf kecerdasan”. Diantara tes-tes integensi adalah

1.    Tes Intelegensi Model/Standar-Binet
       Untuk mengukur Intelligence Qeutient atau disingkat dengan IQ, digunakan rumus  IQ = MA/CA. Untuk menghindari adanya angka pecahan maka rumus tersebut kemudia dikalikan dengan 100, sehingga rumus tersebut berbetuk : IQ = MA/CA x 100. MA adalah merupakan mental age atau umur mental, dan CA adalah chronological age atau umur kronologis (umur kalender), yaitu umur sebenarnya.
2.   Test Wechsler dan Bellevue
      Test Wechler Intelligence Scala for Children atau sering dikenal dengan tes intelegensi WISCC, tes ini dimulai dengan angka 0  (nol) sampai dengan 200, dengan bilangan 100 sebagai titi tengah rata-rata. Klafikasinya sebagai berikut yakni ;  
       Luar biasa, genius                                   :   128 keatas
       Cerdas sekali                               :   120 – 127
       Cerdas   (diatas rata-rata)          :   111-119
       Sedang (rata-rata)                       :   91-100
       Kurang dari rata                         :   80-90
       Bodoh (keterbatasan                   :   68-79
       Terbelakang                                 :   67 ke bawah

Manfaat mengetahui Skor IQ

         Dalam pendidikan atau penempatan jabatan misalnya, dapat disusun rencana atau kebijaksanaan yang lebih tepat, yang sesuai dengan kapasitas kemampuan masing-masing orang. Seorang dengan IQ 90 misalnya, tidak dapat dipaksakan untuk menjadi seorang dokter. Tetapi dengan bimbingan dan latihan yang sempurna ia dapat dididik untuk menjadi juru tekhnik atau analis kimia atau guru yang baik,
                Sebaliknya, seorangh dengan 1Q 120 kalau dibiarkan dan tidak diberi kesempatan untuk belajar, maka prestasi-prestasinya akan sama dengan orang-orang yang tertaraf intelegensi lebih rendah

Sumber ;
1.  Sarwono, Wirawan, sarlito, 2000, Pengantar Umum Psikologi, Jakarta : Bulan Bintang
2.   Sobur, Alex, 2009, Psikologi Umum, Bandung : Pustaka Setia


0 komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best CD Rates