Selasa, 15 Maret 2011

Fungsi dan Peranan Guru dalam Belajar Mengajar

                Fungsi dan Peranan Guru dalam Proses Belajar Mengajar

Menurut Brown dalam Sardiman (2001: 142), mengatakan bahwa “Tugas dan peranan guru antara lain: menguasai dan mengembangkan materi pelajaran, merencanakan dan mempersiapkan pelajaran sehari-hari, mengontrol dan mengevaluasi kegiatan siswa”.
Menurut Gagne, sebagaimana yang dikutip oleh Muhibbin Syah (1995: 252), mengemukakan bahwa fungsi guru, antara lain:
1.   Guru sebagai Designer of Interactions (peranan pengajaran), fungsi ini menghendaki agar guru senantiasa mampu dan siap merancang kegiatan belajar mengajar yang berhasil, berguna dan berdaya guna. Rancangan tersebut sekurang-kurangnya meliputi hal-hal sebagai berikut:
a.       Memilih dan menentukan bahan pelajaran.
b.      Merumuskan tujuan pengajaran bahan pelajaran.
c.       Memilih metode penyajian bahan pelajaran yang tepat.
d.      Menyelenggarakan kegiatan evaluasi prestasi belajar.
2. Guru sebagai Manager of Interactions artinya sebagai pengelola pengajaran (menyelenggarakan dan mengendalikan seluruh tahapan proses belajar mengajar). Di antara kegiatan-kegiatan pengelolaan proses belajar mengajar yang terpenting adalah menciptakan kondisi dan situasi sebaikbaiknya, sehingga memungkinkan para siswa belajar secara berdaya guna dan berhasil guna.
3.  Guru sebagai Evaluator of Student Learning, yaitu penilaian hasil belajar siswa. Fungsi ini menghendaki guru untuk senantiasa mengikuti perkembangan taraf kemajuan prestasi belajar atau kinerja akademik siswa dalam setiap kurun waktu pembelajaran.
Pendapat lain mengemukakan bahwa fungsi dan peranan guru dalam proses belajar mengajar adalah:
a.       Guru sebagai demonstran
Guru hendaknya menguasai bahan materi pelajaran yang akan diajarkan serta senantiasa mengembangkannya dalam arti meningkatkan kemampuan dalam hal ilmu yang dimilikinya karena hal ini akan sangat menentukan hasil belajar yang dicapai oleh siswa.
b.       Guru sebagai pengelola kelas
Guru hendaknya mampu mengelola kelas sampai lingkungan belajar serta merupakan aspek dari lingkungan sekolah yang pelru diorganisasi.
c.       Guru sebagai mediator dan fasilitator
Guru sebagai mediator hendaknya memiliki pengetahuan dan pemahaman yang cukup tentang media pendidikan, karena media pendidikan merupakan alat komunikasi untuk lebih mengaktifkan proses belajar mengajar. Dan sebagai fasilitator guru hendaknya mampu mengusahakan sumber belajar yang berguna serta dapat menunjang pencapaian tujuan dan proses belajar mengajar.
d.      Guru sebagai evaluator
Guru sebagai evaluator atau penilai merupakan aspek pembelajaran yang paling kompleks (Uzer, 1997: 9)
Sedangkan menurut Mulyasa (2005: 37-64), mengemukakan bahwa fungsi dan peranan guru dalam proses belajar mengajar adalah sebagai berikut:
  1.   Guru sebagai pendidik
Guru adalah pendidik, yang menjadi tokoh, panutan dan identifikasi bagi para peserta didik dan lingkungannya.
  1. Guru sebagai pengajar
Guru membantu peserta didik yang sedang berkembang untuk mempelajari sesuatu yang belum diketahuinya, membentuk kompetensi, dan memahami materi standar yang dipelajari.
  1.   Guru sebagai pembimbing
Guru dapat diibaratkan sebagai pembimbing penjalan (journey) yang berdasarkan pengetahuan dan pengalamannya bertanggung jawab atas kelancaran perjalanan itu. Sebagai pembimbing guru merumuskan tujuan secara jelas, menetapkan waktu perjalanan, menetapkan jalan yang harus ditempuh, menggunakan petunjuk perjalanan.
  1.  Guru sebagai pelatih
Pembelajaran memerlukan latihan keterampilan, berintelektual maupun motorik sehingga menuntut guru untuk bertindak sebagai pelatih.
  1.   Guru sebagai penasehat
Guru adalah seorang penasehat bagi peserta didik bahkan bagi orang tua, meskipun mereka tidak memiliki latihan khusus sebagai penasehat dan dalam beberapa hal tidak dapat berharap untuk menasehati orang.
  1.  Guru sebagai pembaharu (inovator)
Guru menerjemahkan pengalaman yang telah lalu ke dalam kehidupan yang bermakna bagi peserta didik.
  1.   Guru sebagai model dan teladan
Guru merupakan model atau teladan bagi peserta didik dan semua orang yang menganggap dia sebagai guru.
  1. Guru sebagai pribadi
Setiap individu yang berkecimpung dalam pendidikan guru harus memiliki kepribadian yang mencerminkan seorang pendidik.
  1.   Guru sebagai peneliti
Guru adalah seorang pencari atau peneliti.
  1.   Guru sebagai pendorong kreativitas
Kreativitas merupakan suatu yang bersifat universal dan merupakan ciri aspek dunia kehidupan di sekitar kita, kreativitas ditandai adanya kegiatan menciptakan suatu yang sebelumnya tidak ada dan tidak dilakukan oleh seseorang atau adanya kecenderungan untuk menciptakan sesuatu.
  1. Guru sebagai pembangkit pandangan
Guru memberikan dan memelihara pandangan tentang tanggungan kepada peserta didiknya.
  1. Guru sebagai pekerja rutin
Guru bekerja dengan keterampilan, dan kebiasaan tertentu serta kegiatan rutin yang amat diperlukan dan seringkali memberatkan.
  1. Guru sebagai pembawa cerita
Serita adalah cermin yang bagus dan merupakan tongkat pengukur. Dengan cerita bisa mengamati bagaimana memecahkan masalah yang sama dengan yang dihadapinya.
  1. Guru sebagai aktor
Guru harus melakukan apa yang ada dalam naskah yang telah disusun dengan mempertimbangkan pesan yang akan disampaikan kepada penonton.
  1. Guru sebagai emansivator
Dengan  kecerdikan,  guru  mampu  memahami  potensi  peserta didik.
  1. Guru sebagai evaluator
Evaluasi atau penelitian merupakan aspek yang paling kompleks.
             Dari beberapa uraian di atas, peranan guru dalam proses belajar mengajar begitu besar, yakni mendidik dengan titik berat memberikan arahan dan motivasi pencapaian tujuan baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang, memberi fasilitas pencapaian tujuan melalui pengalaman belajar yang memadai dan membantu perkembangan aspek-aspek pribadi, seperti sikap, nilai-nilai, dan penyesuaian diri. Oleh sebab itu, dalam proses belajar mengajar guru tidak terbatas sebagai penyampian ilmu pengetahuan, akan tetapi lebih dari itu, ia bertanggung jawab atas keseluruhan perkembangan kepribadian siswa. Berarti guru harus mampu menciptakan proses belajar mengajar yang demikian rapi, sehingga dapat merangsang siswa untuk belajar secara efektif dan dinamis dalam memenuhi kebutuhan dan menciptakan tujuan.

     Sumber  :
   1.  Sardiman, AM, 2001. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

   2.   Mulyasa, 2005. Menjadi Guru Profesional, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

   3.  Uzer, 1997. Menjadi Guru Profesional, Surabaya: Usaha Nasional.




0 komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best CD Rates