Masa remaja dikenal sebagai masa yang penuh kesukaran. Bukan saja kesukaran bagi individu yang bersangkutan, tetapi juga bagi orangtuanya, dan masyarakat. Hal ini disebabkan masa remaja merupakan masa transisi antara masa kanak-kanak dan masa dewasa. Masa transisi ini seringkali menghadapkan individu yang bersangkutan kepada situasi yang membingungkan, disatu pihak ia masih kanak-kanak, tetapi dilain pihak ia harus sudah bertingkah laku seperti orang dewasa. Masa remaja juga diartikan sebagai masa mencari identitas diri.
Remaja adalah mereka yang berusia antara 12-21 tahun, yang akan mengalamai periode perkembangan fisik dan psikis sebagai berikut: gadis terlebih dahulu mengalami masa remaja, yakni usia 12 tahun yang akan berakhir sekitar usia 19 tahun, sedangkan pemuda mengawali masa remajanya pada usia 13 tahun dan mengakhiri masa remajanya sekitar usia 21 tahun. Saat anak mengalami masa remajanya tidak sama waktunya di tiap-tiap negara, serta waktunya itu berebda menurut norma kedewasaan yang berlaku setempat, namun secara umum didefinisikan sebagai waktu dimana individu mulai bertindak terlepas dari orang tua mereka.
Sebutan untuk masa remaja yakni masa pubertas dan masa adolesent. Rentang waktu usia remaja biasanya di bedakan atas tiga, yaitu usia 12-15 tahun, disebut masa remaja Awal (disebut juga masa Pubertas. Istilah pubertas datang dari kata puber ( rambut kemaluan) yaitu pubescare adalah suatu tanda kelamin sekunder yang menunjukkan perkembangan seksual. Usia 15-18 tahun, disebut masa remaja pertengahan. Usia 18-21 tahun, disebut masa remaja akhir (ini di sebut juga masa adolesent yang berarti tumbuh menjadi dewasa/dalam perkembangan menjadi dewasa).
Secara tradisional masa remaja dianggap sebagai periode “badai dan tekanan” suatu masa di mana ketegangan emosi meninggi sebagai akibat dari perubahan fisik dan kelenjer. Adapun meningginya emosi terutama karena anak laki-laki dan perempuan berada dibawah tekanan sosial dan menghadapi kondisi baru, yakni harapan sosial yang baru. Misalnya berhubungan dengan percintaan, bila kisah cinta berjalan lancar, remaja bahagia, dan menjadi sedih, bila percintaannya tidak lancar. Pola emosi masa remaja, yakni perlakuan sebagai “anak kecil” atau secara “tidak adil” membuat remaja sangat marah, dibandingkan dengan hal-hal lain.
Remaja tidak lagi mengungkapkan amarahnya dengan cara gerakan amarah yang meledak-ledak, melainkan dengan menggerutu dan diam (tidak mau berbicara). Kuatnya pengaruh teman sebaya pada remaja yakni pada sikap, pembicaraan, minat, penampilan, dan perilaku lebih besar dari pada pengaruh keluarga, karena remaja lebih banyak berada di luar rumah bersama dengan teman-teman sebaya dibandingkan dengan keluarga.
Perkembangan Fisik
Perubahan fisik merupakan gejala primer dalam pertumbuhan masa remaja.
Beberapa Minat Remaja
รบ Minat remaja tergantung pada seks (jenis kelamin), intelegensi, dan lingkungan dimana ia hidup. Diantara minat pada masa remaja yakni
a). Minat rekreasi seperti permainan dan olah raga, bersantai, bepergian, hobi, dansa, membaca, menonton, dengerin radio dan kaset, televisi dan melamun.
b). Minat sosial, merupakan minat yang bersifat sosial bergantung pada kesempatan yang diperoleh remaja untuk mengembangkan minat tersebut dan pada kepopulerannya dalam kelompok. Seorang remaja yang status sosil ekonominya rendah, misalnya sedikit kesempatan untuk mengembangkan minat pada pesta-pesta dibandingkan dengan remaja dengan latar belakang keluarga yang lebih baik. Namun ada beberapa minat sosial tertentu yang bersifat universal seperti pesta, minum-minuman keras, obatan-obatan terlarang, percakapan (pertemuan-pertemuan), menolong orang lain, dan kritik dan pembaharuan.
c). Minat-minat pribadi seperti minat pada penampilan diri, yang mencakup pakaian, perhiasan, kerapihan, daya tarik tubuh yang sesuai dengan seksnya. Minat-minat itu meliputi, yakni minat pada pakaian, minat pada prestas, minat pada uang.
d). Minat pada pendidikan, besarnya minat pada sangat dipengaruhi oleh minat mereka pada pekerjaan. Kalau remaja mengharapkan pekerjaan yang menuntut pendidikan tinggi maka pendidikan akan dianggap sebagai sesuatu yang penting, dan perlunya perjuangan serta keseriusan untuk menalaninya. Faktor-faktor yang mempengaruhi sikap remaja terhadap pendidikan adalah sikap teman sebaya, apakah berorentasi sekolah atau kerja, sikap ORTU-nya, mengganggap pendidikan sebagai pembuka jalan untuk meraih perkejaan yang baik atau sekedar pendidikan itu hanya sebagai kewajiban saja dan dukungan sosial diantara teman-teman.
e). Minat pada pekerjaa, anak SMA sudah mulai memikirkan masa depan, pada akhir masa remaja minat pada karir seringkali menjadi sumber pikiran, mau kerja apa nantinya.
f). Minat pada agama, ditandai dengan sering membahas masalah agama, mengikuti pelajaran-pelajaran agama di sekolah dan perguruan tinggi, mengunjungi masjid dan mengikuti berbagai upacara agama.
Perubahan Pubertas
Istilah pubertas datang dari kata puber (pubercent) yaitu suatu tanda kelamin sekunder yang yang menunjukkan perkembangan seksual. Bila selanjutnya dipakai istilah puber, maka yang dimaksudkan adalah remaja sekitar masa pemasakan seksual. Pada umumnya masa pubertas terjadi antara 12-16 tahun pada anak laki-laki, dan 11-15 tahun pada anak wanita. Jadi pemasakan seksual sudah terjadi sebelum masa remaja, namun manufestasinya dari pada aspek-aspek yang lain baru jelas nampak pada usia 13-14 tahun.
Ciri-ciri masa remaja adalah ;
1. Masa remaja sebagai periode penting
2. Masa remaja sebagai periode peralihan
3. Masa remaja sebagai periode perubahan
4. Masa remaja sebagai masa mencari identitas
5. Masa remaja merupakan usia yang menimbulkan ketakutan
6. Masa remaja sebagai ambang masa dewasa
Remaja dalam Sekolah
Terutama di kota-kota di Indonesia masa remaja masih merupakan masa belajar disekolah. Hal ini terutama berlaku berlaku bagi permulaan masa tersebut ; remaja umumnya duduk di bangku sekolah menengah pertama dan sekolah menengah atau yang setingkatnya. Di desa-desa terutama dipelosok-pelosok masih saja dijumpai banyak anak remaja yang sudah tidak sekolah lagi, meskipun mereka pada umumnya dapat menikmati pendidikan sekolah dasar. Sesudah tamat sekolah dasar mereka membantu orang tua di sawah atau di ladang atau mencari pekerjaan ke kota atau pergi keluar negeri untuk mendapatkan pekerjaan untuk membantu prekonomian keluarga. Tetapi dengan kemajuan jaman banyak orang tua di desa, yang sudah mengerti manfaat pendidikan sekolah, banyak yang mengirimkan anaknya ke kota untuk melanjutkan sekolahnya.
1. Elizabeth B. Hurlock, 1980, Psikologi Perkembangan, Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan, Jakarta : Airlangga.
2. F.J Monks & Knors (Terj. Siti Rahayu Haditono), Psikologi Perkembangan Pengantar dalam Berbagai Bagiannya, Yogyakarta : Gadjah Mada Press
3. Desmita, 2006, Psikologi Perkembangan, Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar